Chemical Oxygen Demand (COD)
COD juga merupakan parameter yang umum dipakai untuk
menentukan tingkat pencemaran bahan organik pada air limbah. COD adalah
banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi secara kimia bahan organik
di dalam air. Uji COD dapat dilakukan lebih cepat dari pada uji BOD, karena
waktu yang diperlukan hanya sekitar 2 jam.
Chemical Oxygen
Demand (COD) atau Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) adalah jumlah oksigen (mg O2)
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat – zat organis yang ada dalam 1 liter
sampel air. Angka
COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat – zat organis yang secara
alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mokrobiologis, dan mengakibatkan
berkurangnya oksigen terlarut di dalam air.
Oksigen
terlarut adalah banyaknya oksigen yang terkandung didalam air dan diukur dalam
satuan ppm. Oksigen
yang terlarut ini dipergunakan sebagai tanda derajat pengotor air baku. Semakin
besar oksigen yang terlarut, maka menunjukkan derajat pengotoran yang relatif
kecil. Rendahnya nilai oksigen terlarut berarti beban pencemaran
meningkat sehingga koagulan yang bekerja untuk mengendapkan koloida harus
bereaksi dahulu dengan polutan – polutan dalam air menyebabkan konsusmsi
bertambah.
Chemical Oxygen Demand (COD) yaitu jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam sampel air dimana peoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent). Angka yang ditunjukkan COD merupakan ukuran bagi pencemaran air dari zat-zat organik yang secara alamiah dapat mengoksidasi melalui proses mikrobiologis dan dapat juga mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air. Sebagian besar zat organis melalui tes COD ini dioksidasi oleh larutan K2Cr2O7 dalam keadaan asam yang mendidih. Adapun reaksi yang terjadi:
CaHbOc + Cr2O72-
+ H+ → CO2 + H2O + 2 Cr3+
Zat organis Ag2SO4 warna hijau.
Zat organis Ag2SO4 warna hijau.
Perak Sulfat Ag2SO4
ditambahkan sebagai katalisator untuk mempercapat reaksi. Sedangkan merkuri
sulfat ditambahkan untuk menghilangkan gangguan klorida yang umumnya terdapat
di dalam air buangan. Untuk memastikan bahwa hampir semua zat organis hampir
teroksidasi maka zat pengoksidasi K2Cr2O7 yang
sesudah direfluks masih harus tersisa. K2Cr2O7
yang tersisa dalam larutan tersebut digunakan untuk menentukan berapa oksigen
yang telah terpakai. Sisa K2Cr2O7 tersebut
ditentukan melalui titrasi dengan ferro amonium sulfat (FAS). Indikator ferroin
yang digunakan akhir titrasi yitu saat warna hijau – biru larutan menjadi
coklat – merah.
Analisis COD berbeda dengan analisa BOD,
namun perbandingan antar angka COD dengan angka BOD dapat ditentukan, seperti
pada tabel
Tabel Perbandingan Rata – Rata Angka BOD5/COD Untuk Beberapa Jenis Air.
Tabel Perbandingan Rata – Rata Angka BOD5/COD Untuk Beberapa Jenis Air.
Jenis Air
|
BOD5/COD
|
Air buangan
domestik(penduduk)
|
0,40 – 0,60
|
Air
buangan domestik setelah pengendapan primer
|
0,60
|
Air buangan setelah
pengolahan secara biologis
|
0,20
|
Air sungai
|
0,10
|
Dalam analisa COD, kadar
klorida (Cl-) sampai 2000 mg/l di dalamn sampel dapat menjadi
gangguan karena dapat menjadi ganguan karena dapat mengganggu kerjanya kualitas
Ag2SO4, dan pada keadaan tertentu turut teroksidasi oleh
dikromat, sesuai dengan reaksi berikut:
6 Cl- + Cr2O72- + 14 H+ → 3 Cl2 + 2 Cr3+ + 7H2O.
6 Cl- + Cr2O72- + 14 H+ → 3 Cl2 + 2 Cr3+ + 7H2O.
Gangguan ini dapat dihilangkan dengan penambahan HgSO4 pada
sample.
Adapun keuntungan dengan penambahan
tes COD dibandingkan tes BOD5, antara lain:
-
Memakan waktu ±3 jam, sedangkan BOD5
memakan waktu 5 hari;
-
Untuk menganalisa COD antara 50 – 800
mg/l, tidak dibutuhkan pengenceran sampel, sedangkan BOD5 selalu membutuhkan
pengenceran;
- Ketelitan dan ketepatan (reprodicibilty)
tes COD adalah 2 sampai 3 kali lebih tinggi dari tes BOD5;
- Gangguan zat yang bersifat racun tidak menjadi masalah.
Sedangkan kekurangan dari tes COD
adalah tidak dapat membedakan antara zat yang sebenarnya yang tidak teroksidasi
(inert) dan zat-zat yang teroksidasi secara biologis. Hal ini disebabkan karena
tes COD merupakan suatu analisa yang menggunakan suatu oksidasi kimia yang
menirukan oksidasi biologis, sehingga suatu pendekatan saja. Untuk tingkat
ketelitian pinyimpangan baku antara laboratorium adalah 13 mg/l. Sedangkan
penyimpangan maksimum dari hasil analisa dalam suatu laboratorium sebesar 5%
masih diperkenankan.
Chemical Oxygen Demand (COD) dapat
dihitung sebagai berikut :
COD sebagai mg O2 = (A – B)N x 8000 .
Dimana : A = ml FAS untuk blanko.
B = ml FAS untuk sampel
N = normalitas FAS
COD yaitu suatu uji yang
menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya
kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air Kandungan COD
dalam air bersih berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai
baku mutu air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut
buruk.
Cat: *Golongan B yaitu air yang
dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah menjadi air minum dan
keperluam rumah tangga lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar