« »
« »
« »
.

Senin, 02 Desember 2013

Laporan Kimia Lingkungan "PENENTUAN KESADAHAN TETAP"



PERCOBAAN III
PENENTUAN KESADAHAN TETAP

I.              TUJUAN
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk menentukan derajat kesadahan dari tiga sampel air, yaitu air laut air galon dan air sumur.

II.           DASAR TEORI
Kesadahan  atau  hardness  adalah  salah  satu  sifat  kimia  yang dimiliki oleh air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+ Mg2+. Atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain  dari  polyvalent  metal  (logam  bervalensi  banyak)  seperti  Al,  Fe, Mn,  Sr  dan  Zn  dalam  bentuk  garam  sulfat,  klorida  dan  bikarbonat dalam jumlah kecil.

Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit sekali busa. Cara yang lebih kompleks adalah melalui titrasi. Kesadahan air total dinyatakan dalam satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3.
Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan   rendah,   air   akan   dapat  membentuk   busa   apabila dicampur  dengan  sabun, sedangkan  pada  air  berkesadahan  tinggi tidak akan terbentuk busa. Disamping itu, kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya  dengan  usaha  untuk memanipulasi nilai pH.
Kesadahan air adalah kemampuan air mengendapkan sabun, dimana   sabun ini diiendapkan oleh ion-ion Ca2+, Mg2+. Karena penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca2+       dan Mg2+, khususnya Ca2+, maka  arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat/karakteristik air yang  menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca2+  dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3.
Kesadahan tetap dalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya  garam-garam klorida, sulfat dan karbonat, misal CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2. Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan  larutan soda–kapur (terdiri dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida) sehingga terbentuk endapan kalium karbonat (padatan/endapan) dan magnesium hidroksida (padatan/ endapan) dalam air.

Laporan Kimia Lingkungan "PENENTUAN CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)"



PERCOBAAN IV
PENENTUAN CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

I.              TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan harga COD dari suatu sampel air.

II.           DASAR TEORI
COD juga merupakan parameter yang umum dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran bahan organik pada air limbah. COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi secara kimia bahan organik di dalam air. Uji COD dapat dilakukan lebih cepat dari pada uji BOD, karena waktu yang diperlukan hanya sekitar 2 jam.
Chemical Oxygen Demand (COD) atau Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat – zat organis yang ada dalam 1 liter sampel air. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat – zat organis yang secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mokrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air.
Oksigen terlarut adalah banyaknya oksigen yang terkandung didalam air dan diukur dalam satuan ppm. Oksigen yang terlarut ini dipergunakan sebagai tanda derajat pengotor air baku. Semakin besar oksigen yang terlarut, maka menunjukkan derajat pengotoran yang relatif kecil.  Rendahnya nilai oksigen terlarut berarti beban pencemaran meningkat sehingga koagulan yang bekerja untuk mengendapkan koloida harus bereaksi dahulu dengan polutan – polutan dalam air menyebabkan konsusmsi bertambah.
Chemical Oxygen Demand (COD) yaitu jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam sampel air dimana peoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent). Angka yang ditunjukkan COD merupakan ukuran bagi pencemaran air dari zat-zat organik yang secara alamiah dapat mengoksidasi melalui proses mikrobiologis dan dapat juga mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air. Sebagian besar zat organis melalui tes COD ini dioksidasi oleh larutan K2Cr2O7 dalam keadaan asam yang mendidih.

Kamis, 28 November 2013

Laporan Kimia Lingkungan "PENENTUAN KESADAHAN SEMENTARA"

PERCOBAAN II
PENENTUAN KESADAHAN SEMENTARA

I.              TUJUAN
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk menentukan kadar kesadahan sementara dari tiga sampel air, yaitu air laut, air sumur dan air galon

II.           DASAR TEORI
Kesadahan  atau  hardness  adalah  salah  satu  sifat  kimia  yang dimiliki oleh air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+ Mg2+. Atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain  dari  polyvalent  metal  (logam  bervalensi  banyak)  seperti  Al,  Fe, Mn,  Sr  dan  Zn  dalam  bentuk  garam  sulfat,  klorida  dan  bikarbonat dalam jumlah kecil.
Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan   rendah,   air   akan   dapat  membentuk   busa   apabila dicampur  dengan  sabun, sedangkan  pada  air  berkesadahan  tinggi tidak akan terbentuk busa. Disamping itu, kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya  dengan  usaha  untuk memanipulasi nilai pH.
Kesadahan air adalah kemampuan air mengendapkan sabun, dimana   sabun ini diiendapkan oleh ion-ion Ca2+, Mg2+. Karena penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca2+       dan Mg2+, khususnya Ca2+, maka  arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat/karakteristik air yang  menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca2+  dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3.

Laporan Kimia Lingkungan "PENENTUAN DERAJAT KEASAMAN pH"



PERCOBAAN I
PENENTUAN DERAJAT KEASAMAN (pH)

I.              TUJUAN
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk menentukan derajat keasaman sampel air.

II.           DASAR TEORI
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan dan didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional (Anonim A, 2010).
pH air menunjukkan aktivitas ion hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen (dalam mol per liter) pada suhu tertentu, atau dapat ditulis :
pH = log (H+)
Air murni (H2O) berasosiasi sempuma sehingga memiliki ion H dan ion OH- dalam konsentrasi yang sama, dan dalam keadaan demikian pH air mumi = 7. Semakin tinggi konsentrasi ion H akan semakin rendah konsentrasi ion OH- dan pH < 7. Semakin tinggi konsentrasi ion OH- akan semakin rendah konsentrasi ion H+  dan pH > 7, maka perairan bersifat basa (alkalis). Perairan umum, termasuk air laut dengan segala aktivitas fotosintesis dan respirasi organisme yang hidup di dalamnya membentuk reaksi berantai karbonat-karbonat sebagai berikut :
CO2 H2O ——> H2CO3 ——> H+ HCO3- ——> 2H+ CO32-
Semakin banyak CO2 yang dihasilkan dari hasil respirasi, reaksi bergerak ke kanan dan secara bertahap melepaskan ion H yang menyebabkan pH air turun. Reaksi sebaliknya terjadi dengan aktivitas fotosintesis yang membutuhkan banyak ion CO2, menyebabkan pH air naik.

Sabtu, 24 Agustus 2013

Laporan Biokimia Lanjut "PEMISAHAN PROTEIN DENGAN ETANOL ABSOLUT"




PERCOBAAN I
PEMISAHAN PROTEIN DENGAN ETANOL ABSOLUT

I.         TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk memperlihatkan bahwa sebagai makromolekul yang larut, protein dapat dipisahkan dengan mengendapkannya dengan penambahan etanol absolut.

II.      DASAR TEORI
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar setelah air. Kira-kira dari 50% berat yang terdiri atas unsur-unsur Karbon (50-55%), Hidrogen (±7%), Oksigen (±13%), dan Nitrogen (±16%). Banyak pula protein yang mengandung Belerang (S) dan Fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein lainnya mengandung unsur logam seperti Tembaga dan Besi (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011).

Laporan Biokimia Lanjut "GLIKOLISIS DALAM SEL RAGI'




PERCOBAAN I
GLIKOLISIS DALAM SEL RAGI

I.         TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.      Mempelajari/mengamati proses glikolisis di dalam sel ragi dengan mengukur tinggi kolom CO2 yang terbentuk.
2.      Mempelajari/mengamati pengaruh inhibitor seperti flourida dan arsenat terhadap proses glikolisis.

II.      DASAR TEORI
Pada dasarnya metabolisme glukosa dapat dibagi dalam dua bagian yaitu yang tidak menggunakan oksigen atau anaerob dan yang menggunakan oksigen atau aerob. Reaksi anaerob terdiri atas serangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi asam laktat. Proses ini disebut glikolisis. Tiap reaksi dalam proses glikolisis ini menggunakan enzim tertentu, misalnya seperti enzim heksokinase, fosfoheksoisomerase, fosfofruktokinase, enolase, laktat dehidrogenase, piruvat kinase, fosfogliseril kinase, dan lain-lain. Enzim yang mengkatalis reaksi dalam tahapan glikolisis dijumpai di sitoplasma sel.



Sepuluh reaksi glikolisis terjadi didalam sitosol. Pada tahap pertama, glukosa dikonversi menjadi fruktosa 1,6-bifosfat melalui reaksi fosforilasi, isomerasi, dan fosforilasi kedua. Dua molekul ATP dipakai per molekul glukosa pada reaksi-reaksi ini. Pada tahap kedua, fruktosa 1,6 difosfat dipecah oleh aldolase membentuk dihrosiaseton fosfat dan gliserildehida 3-fosfat, yang dengan mudah mengalami interkonvensi. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian mengalami oksidasi dan fofforilasi membentuk 1-3-bisfosfogliserat, suatu asetil fosfat dengan potensi transfer fosforil yang tinggi. 3-fosfogliserat kemudian terbentuk dan ATPdihasilkan. Pada tahap akhir glikolisis, fosfoenolpiruvat, zat antara kedua dengan potensi transfer yang tinggi, dibentuk melalui pergeseran fosforil dan dehidrasi. ATP lainnya dihasilkan sewaktu fosfienolpiruvat dikonnversi menjadi piruvat.

Senin, 13 Mei 2013

PEMURNIAN ENZIM KITINASE



Pemurnian enzim bertujuan untuk memisahkan enzim yang dikehendaki dari enzim lain yang tidak diinginkan. Menurut Harris dan Angal (1989), ada tiga strategi yang harus diperhatikan dalam pemurnian enzim: 1) kualitas, perlu tindakan untuk mempertahankan aktivitas enzim dengan mengurangi proteolisis dan denaturasi,  2) kuantitas, perlu diperhatikan jumlah pemakaian akhir protein murni, dan 3) ekonomis, perlu dipertimbangkan biaya apabila diterapkan dalam skala laboratorium maupun industri.
Pemurnian enzim umumnya dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu: fraksinasi dengan garam atau pelarut organik, sentrifugasi, dialisis, dan pemisahan dengan kromatografi kolom (Scopes, 1987). Adapun langkah-langkah pemurnian enzim sebagai berikut: