PERCOBAAN I
PENENTUAN DERAJAT KEASAMAN (pH)
I.
TUJUAN
Adapun tujuan dilakukannya percobaan
ini adalah untuk menentukan derajat keasaman sampel air.
II.
DASAR TEORI
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan
yang dimiliki oleh suatu larutan dan didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen
(H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan
pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional (Anonim A, 2010).
pH air menunjukkan
aktivitas ion hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan sebagai
konsentrasi ion hidrogen (dalam mol per liter) pada suhu tertentu, atau dapat
ditulis :
pH = log (H+)
Air murni (H2O)
berasosiasi sempuma sehingga memiliki ion H dan ion OH- dalam konsentrasi yang
sama, dan dalam keadaan demikian pH air mumi = 7. Semakin tinggi konsentrasi
ion H akan semakin rendah konsentrasi ion OH- dan pH < 7. Semakin tinggi
konsentrasi ion OH- akan semakin rendah konsentrasi ion H+ dan pH > 7, maka perairan bersifat basa
(alkalis). Perairan umum, termasuk air laut dengan segala aktivitas
fotosintesis dan respirasi organisme yang hidup di dalamnya membentuk reaksi
berantai karbonat-karbonat sebagai berikut :
CO2 H2O
——> H2CO3 ——> H+ HCO3-
——> 2H+ CO32-
Semakin banyak CO2
yang dihasilkan dari hasil respirasi, reaksi bergerak ke kanan dan secara
bertahap melepaskan ion H yang menyebabkan pH air turun. Reaksi sebaliknya
terjadi dengan aktivitas fotosintesis yang membutuhkan banyak ion CO2,
menyebabkan pH air naik.
Air laut,
dengan-kandungan ion-ion Ca dan Mg yang cukup besar, dapat mencegah terjadinya
fluktuasi pH yang besar. Ion-ion Calsium dan Magnesium akan membentuk
garam-garam karbonat dan bikarbonat dan campuran asam-asam karbonat tersebut
dengan garam-garam membentuk suatu sistem penyangga (buffer) yang kuat. Oleh
karena itulah, biasanya pH air laut berada sedikit di atas normal dan jarang
keluar dari batas pH 7 - 9. Keadaan ini sangat menguntungkan hewan-hewan di
dalamnya termasuk udang, yang karena aktivitas respirasinya menghasilkan CO2
mengakibatkan pH di sekitar insang agak turun, sehingga perlu segera dinetralkan
kembali (Anonim B, 2008).
Pengukuran pH secara kasar bias dilakukan dengan kertas pH
atau kertas indicator pH, dengan perubahan warna pada level pH yang bervariasi.
Indicator ini mempunyai keterbatasan pada tingkat akurasi pengukuran, dan dapat
terjadi kesalahan pengamatan warna yang disebabkan larutan sampel yang berwarna
atau sampel yang keruh..
Pengukuran pH yang lebih akurat biasa dilakukan dengan
menggunakan pH meter. Sestem pengukuran pH mempunyai tiga bagian yaitu
elektroda pengukuran pH, elektroda reffernsi,dan alat pengukur impedansi
tinggi. pH elektroda dapat diasumsikan sebagai battery, dengan voltase yang
bervariasi hasil pengukuran dari pH larutan yang diukur (Suwargana, 2008).
III.
ALAT DAN BAHAN
Adapun
alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
a.
Alat
· Gelas
kimia
· pH meter
· Botol
Semprot
· Tissue
b.
Bahan
·
Aquades
·
Sampel air laut
·
Sampel air sumur
·
Sampel air galon
IV.
PROSEDUR KERJA
Adapun
prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan
penetralan atau kalibrasi pada pH meter dengan cara mencelupkan pH meter ke
dalam gelas kimia yang berisi aquades sampai pH meter berada pada keadaan
netral (pH = 7) dan konstan.
2. Memasukkan
masing-masing sampel air laut, air sumur dan air galon ke dalam gelas kimia.
3. Mencelupkan
pH meter ke dalam gelas kimia yang berisi air laut dan mengukur pH-nya, setelah
itu mengkalibrasi kembali pH meter dengan aquades, dan melakukan perlakuan ini
sebanyak 3 kali.
4. Mengulangi
poin 3 untuk perlakuan terhadap sampel air sumur dan air galon.
V.
HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai
berikut:
No.
|
Sampel
|
Hasil
Pengukuran (pH)
|
Rata-rata
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
1.
|
Sampel air galon
|
7,73
|
7,72
|
7,68
|
7,71
|
2.
|
Sampel air sumur
|
7,69
|
7,66
|
7,68
|
7,68
|
3.
|
Sampel air laut
|
7,53
|
7,52
|
7,53
|
7,52
|
VI.
PEMBAHASAN
Jumlah ion H+
dan OH- di dalam air dapat di gunakan untuk menentukan derajat
keasaman atau kebasaan suatu zat. Semakin asam suatu zat, semakin banyak ion H+
dan semakin sedikit jumlah ion OH- di dalam air. Sebaliknya semakin
basa suatu zat, semakin sedikit jumlah ion H+ dan semakin banyak ion
OH- di dalam air.
Pengukuran pH secara kasar bias dilakukan dengan kertas pH
atau kertas indicator pH, dengan perubahan warna pada level pH yang bervariasi.
Indicator ini mempunyai keterbatasan pada tingkat akurasi pengukuran, dan dapat
terjadi kesalahan pengamatan warna yang disebabkan larutan sampel yang berwarna
atau sampel yang keruh. Pengukuran pH yang lebih akurat biasa dilakukan dengan
menggunakan pH meter. Sestem pengukuran pH mempunyai tiga bagian yaitu
elektroda pengukuran pH, elektroda reffernsi,dan alat pengukur impedansi
tinggi. pH elektroda dapat diasumsikan sebagai battery, dengan voltase yang
bervariasi hasil pengukuran dari pH larutan yang diukur (Suwargana, 2008).
Percobaan ini
dilakukan bertujuan untuk menentukan derajat keasaman sampel air. Dimana sampel
air yang diuji pada percobaan ini yaitu sampel air laut, air sumur, dan air
galon.
Derajat keasaman
disebut juga dengan pH yaitu tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki
oleh suatu larutan
dan didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion
hidrogen (H+) yang terlarut. Perlakuan awal yang dilakukan pada
percobaan ini adalah memasukkan sampel air tawar, air laut dan air sawah serta
aquades ke dalam masing-masing gelas kimia. Kemudian mencelupkan pH meter ke dalam
gelas kimia yang berisi aquades sampai pH meter menunjukkan pH = 7 dan konstan
(tidak berubah-ubah). Adapun fungsi aquades yaitu untuk menetralkan pH meter
sebelum digunakan untuk menetukan pH pada sampel air. Aquades juga berfungsi
sebagai pengkalibrasi pH meter, sehingga data yang diperoleh lebih akurat.
Aquades memiliki pH = 7 karena larutan benar-benar murni dan hanya mengandung H2O
tanpa kandungan mineral dan pencemaran (Anonim A, 2010).
Perlakuan selanjutnya
yaitu mencelupkan pH meter ke dalam sampel air laut dan mengukur pH-nya. Hasil yang
diperoleh pada pengukuran I yaitu 7,53; pengukuran II yaitu 7,52 dan pada
pengukuran III yaitu 7,53, sehingga diperoleh rata-rata pH air laut yaitu 7,52.
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa pH
air laut sedikit di atas dari pH netral yaitu 7. Hal ini disebabkan karena air
laut juga mengandung garam-garam mineral seperti NaCl selain itu mengandung ion-ion
Ca2+ dan Mg2+ yang cukup besar. Ion-ion Calsium dan
Magnesium akan membentuk garam-garam karbonat dan bikarbonat dan campuran
asam-asam karbonat tersebut dengan garam-garam membentuk suatu sistem penyangga
(buffer) yang kuat. Sehingga pH air laut berada sedikit di atas netral yaitu
pada batas pH 7 – 9 yang besifat basa (Anonim C, 2008)
Sampel berikutnya yang
diuji yaitu sampel air sumur, dan diperoleh nilai pH secara berturut turut
adalah 7,69; 7,66 dan 7,68. Nilai pH yang diperoleh pada air sumur menunjukkan
bahwa air sumur besifat basa (pH>7) dibanding pH dari air laut yang diuji
sebelumnya, walaupun perbedaannya hanya sedikit dengan pH aquades (netral). Hal
ini disebabkan karena air sumur mengandung H2O (air murni), mineral
yang mengandung ion-ion yang besifat basa seperti Ca2+ dan Mg2+
dan faktor pencemar dimana faktor pencemar akan semakin besar, jika air tanah (air
sumur) berada dekat dengan lokasi dengan berbagai aktivitas manusia dan
industri sehingga pH air tawar 6,0-8,5 (Anonim B, 2010).
Sampel berikutnya
yaitu air galon, setelah dilakukan pengukuran dengan pH meter diperoleh nilai
pH yaitu 7,73; 7,72 dan 7,68. Pada percobaan ini, dapat dilihat bahwa sampel air
galon lebih bersifat basa dari air laut dan air sumur, hal tersebut kemungkinan
dikarenakan pada saat pengolahannya ditambahkan senyawa-senyawa tertentu,
sehingga nilai pH-nya meningkat. Adapun nilai pH standar dari air galon yaitu 5,0-7,0.
Berdasarkan literatur,
standar pH dari ketiga sampel yang diuji antara lain:
o Air
galon : pH 5,0 – 7,0
o Air
sumur : pH 6,0 – 8,5
o Air
laut : pH 7,5 – 8,3
Suatu sampel
air dikatakan tercemar bila nilai pH-nya lebih atau kurang dari standar yang
ditentukan. Adapun berdasarkan hasil pengujian, sampel air sumur pH 7,67 dan
sampel air laut pH 7,52 dapat dikatakan masih normal dan tidak tercemar, karena
tidak melewati pH standar yang ditentukan. Adapun untuk sampel air galon dengan
nilai pH 7,71, terlihat melewati pH standar untuk air galon. Dan sampel air
galon ini dapat dikatakan tercemar walaupun hanya sedikit (Anonim A, 2010)
VII.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan
dapat disimpulkan, nilai pH yang diperoleh dari percobaan ini sebagai berikut:
·
pH
air galon yaitu 7,71; dimana standar pH untuk air galon yaitu 5,0-7,0, dan
apabila nilai pH yang diperoleh lebih atau kurang dari pH tersebut maka air
tersebut dapat dikatakan tercemar.
·
pH
air sumur yaitu 7,68; dimana standar pH untuk air sumur yaitu 6,0-8,5, dan
apabila nilai pH yang diperoleh lebih atau kurang dari pH tersebut maka air
tersebut dapat dikatakan tercemar.
·
pH
air galon yaitu 7,52; dimana standar pH untuk air galon yaitu 7,5-8,3, dan
apabila nilai pH yang diperoleh lebih atau kurang dari pH tersebut maka air
tersebut dapat dikatakan tercemar.
Trimakasih brooo, bermanfaat for me
BalasHapus