PERCOBAAN I
PEMISAHAN PROTEIN DENGAN ETANOL
ABSOLUT
I.
TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk
memperlihatkan bahwa sebagai makromolekul yang larut, protein dapat dipisahkan
dengan mengendapkannya dengan penambahan etanol absolut.
II.
DASAR TEORI
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang
berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen
utama sel hewan atau manusia. Oleh karena itu merupakan pembentuk tubuh kita,
maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam
pembentukan dan pertumbuhan tubuh (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel
hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein
merupakan komponen terbesar setelah air. Kira-kira dari 50% berat yang terdiri
atas unsur-unsur Karbon (50-55%), Hidrogen (±7%), Oksigen (±13%), dan Nitrogen
(±16%). Banyak pula protein yang mengandung Belerang (S) dan Fosfor (P) dalam
jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein lainnya mengandung unsur logam
seperti Tembaga dan Besi (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011).
Dalam kehidupan, protein memegang peranan yang
penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena
adanya enzim, suatu protein yang berfugnsi sebagai biokatalis. Di samping itu,
hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu
jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri
penyakit atau yang disebut antigen, juga suatu protein (Poedjiadi dan
Supriyanti, 2009).
Protein adalah salah satu zat gizi makro yang
dibutuhkan tubuh karena fungsinya yang khusus dalam pertumbuhan. Hal ini
disebabkan fungsinya dalam sintesis DNA dalam pembentukan sel baru. Protein
selain zat pembangun, juga memiliki peran lain sebagai sumber energi alternatif
jika suplai energi asal karbohidrat menurun dari jumlah yang dibutuhkan. Selain
itu, peran protein dalam sistem imunitas sangat penting, sehingga defisiensi
protein berkorelasi dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh (Rejeki, 2010).
Protein secara keseluruhan merupakan polipeptida,
yang tersusun oleh serangkaian asam-asam amino, dengan berat molekul yang
relatif sangat besar, yaitu berkisar antara 8.000 sampai 10.000. Meskipun
protein merupakan polipeptida, namun banyak yang mengandung selain asam amino,
seperti heme, derivat vitamin, lipid, serta karbohidrat. Protein yang demikian
tadi lazim disebut sebagai protein kompleks, sedang protein yang hanya tersusun
dari asam amino disebut protein sederhana (Muchtadi dkk., 1998).
Protein adalah senyawa yang dihasilkan dari
polimerisasi asam amino melalui ikatan peptida. Fungsi utama protein bagi tubuh
adalah untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada
dengan mengganti jaringan yang rusak. Protein adalah sumber asam-asam amino
yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang diserap oleh tubuh. Protein
mengatur kesetimbangan cairan dalam jaringan dan pembuluh darah, serta menjaga
kesetimbangan asam-basa dalam tubuh (Santoso, 2008).
Secara kimiawi, protein merupakan senyawa polimer
yang tersusun atas satuan asam-asam amino sebagai monomer-nya. Asam-asam amino
terikat satu sama lain melalui ikatan
peptida, yaitu ikatan antara gugus karboksil (-COOH) asam amino yang satu
dengan gugus amino (-NH2) dari asam amino yang lain dengan
melepaskan satu molekul air. Peptida yang terbentuk atas dua asam amino disebut
dipeptida. Sebaliknya, peptida yang
terdiri atas tiga, empat atau lebih asam amino masing-masing disebut tripeptida, tetrapeptida, dan seterusnya (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011).
III.
ALAT
DAN BAHAN
Adapun
alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
a.
Alat
- Tabung
reaksi
- Gelas
kimia 100 mL
- Gelas
ukur 10 mL
- Corong
- Pipet
tetes
- Rak
tabung reaksi
- Kaca
arloji
- Batang
pengaduk
- Gelas
aqua
b.
Bahan
-
Telur bebek
-
Telur ayam kampung
-
Telur puyuh
-
Telur ayam ras
-
Tissue
-
Etanol absolut
-
Larutan biuret
-
Kertas saring
IV.
PROSEDUR
KERJA
Adapun prosedur kerja yang dilakukan
pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.
Memisahkan
albumin dan kuning telur puyuh ke dalam dua wadah yang berbeda.
2.
Memasukkan
2 mL albumin kedalam gelas kimia 100 mL dan menambahkan etanol absolut, kemudian
mendiamkannya selama 5 menit (mengamati perubahan yang terjadi).
3.
Menyaring
larutan ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan corong dan
kertas saring lalu meletakkan residu di atas kaca arloji.
4.
Menguji
filtrat dan residu dengan menambahkan larutan biuret kemudian mengamati
perubahan yang terjadi.
5.
Mengulangi
perlakuan 2 hingga 3 untuk kuning telur.
6.
Mengulangi
perlakuan 1 hingga 5 untuk telur puyuh, telur ayam kampong dan telur ayam ras.
V.
HASIL
PENGAMATAN
A. Telur Puyuh
Bahan
|
Tabung I
|
Tabung II
|
Kuning
telur
|
2
mL
|
0
|
Larutan
albumin telur
|
0
|
2
ml
|
Etanol
Absolut
|
2
mL
|
2
mL
|
Endapan
:
Ada
/ tidak ada
|
+
+ + +
|
+
+ +
|
(memisahkan
endapan dengan menyaring)
|
||
Uji
biuret terhadap
- filtrat
- Endapan
|
Biru
Ungu
|
Kuning
Ungu
|
B. Telur Bebek
Bahan
|
Tabung I
|
Tabung II
|
Kuning
telur
|
2
mL
|
0
|
Larutan
albumin telur
|
0
|
2
ml
|
Etanol
Absolut
|
2
mL
|
2
mL
|
Endapan
:
Ada
/ tidak ada
|
+
+ +
|
+
+ + +
|
(memisahkan
endapan dengan menyaring)
|
||
Uji
biuret terhadap
- filtrat
- Endapan
|
Ungu
Biru
|
Biru
Ungu
|
C. Telur Ayam Kampung
Bahan
|
Tabung I
|
Tabung II
|
Kuning
telur
|
2
mL
|
0
|
Larutan
albumin telur
|
0
|
2
ml
|
Etanol
Absolut
|
2
mL
|
2
mL
|
Endapan
:
Ada
/ tidak ada
|
+
|
+
|
(memisahkan
endapan dengan menyaring)
|
||
Uji
biuret terhadap
- filtrat
- Endapan
|
-
Ungu
|
Biru
Ungu
|
D. Telur Ayam Ras
Bahan
|
Tabung I
|
Tabung II
|
Kuning
telur
|
2
mL
|
0
|
Larutan
albumin telur
|
0
|
2
ml
|
Etanol
Absolut
|
2
mL
|
2
mL
|
Endapan
:
Ada
/ tidak ada
|
+
+
|
+
+
|
(memisahkan
endapan dengan menyaring)
|
||
Uji
biuret terhadap
- filtrat
- Endapan
|
Ungu
Ungu
|
-
Ungu
|
Keterangan :
-
Tabung 1 = Kuning telur
-
Tabung 2 = Albumin telur
-
+ + + + = Endapan banyak sekali
-
+ + + = Endapan banyak
-
+ + = Endapan sedikit
-
+ = Endapan Sedikit sekali
VI. PEMBAHASAN
Secara kimiawi, protein merupakan senyawa polimer
yang tersusun atas satuan asam-asam amino sebagai monomer-nya. Asam-asam amino
terikat satu sama lain melalui ikatan
peptida, yaitu ikatan antara gugus karboksil (-COOH) asam amino yang satu
dengan gugus amino (-NH2) dari asam amino yang lain dengan
melepaskan satu molekul air. Peptida yang terbentuk atas dua asam amino disebut
dipeptida. Sebaliknya, peptida yang
terdiri atas tiga, empat atau lebih asam amino masing-masing disebut tripeptida, tetrapeptida, dan seterusnya (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011).
Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk
memperlihatkan bahwa sebagai makromolekul yang larut, protein dapat dipisahkan
dengan mengendapkannya dengan penambahan etanol absolut. Dimana prinsip dasar
dari percobaan ini yaitu pengendapan protein oleh pelarut organik (etanol
absolut).
Protein yang digunakan dalam percobaan ini yaitu
protein albumin yang berasal dari telur puyuh, telur bebek, telur ayam kampung,
dan telur ayam ras. Albumin (bahasa Latin: albus, white) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk
ke segala jenis protein monomer yang larut dalam air
dan larutan garam, dan mengalami koagulasi saat terpapar
panas. Substansi yang mengandung albumin, seperti putih telur, disebut albuminoid (Anonim, 2013).
Pada percobaan ini,
pertama-tama dilakukan yaitu memisahkan antara putih telur atau albumin telur
dengan kuning telur, kemudian mengukur masing-masing sebanyak 2 mL dan
memasukkannya ke dalam gelas kimia. Setelah itu, albumin
telur dan kuning telur masing-masing ditambahkan etanol absolut secara
perlahan-lahan, kemudian mendiamkannya selama 5 menit. Adapun tujuan penambahan
etanol absolut yaitu untuk menghilangkan molekul-molekul air yang terdapat pada
albumin, dimana diketahui bahwa sifat dari etanol absolut sangat kuat dalam
menarik air atau dengan kata lain bersifat higroskopis, sedangkan tujuan
didiamkan selama 5 menit yaitu agar albumin terendapkan seluruhnya oleh etanol
absolut. Adapun hasil diperoleh, setelah penambahan etanol absolut, kedua sampel
terbentuk endapan putih yang cukup banyak pada putih telur dan sedikit pada
kuning telur. Dan setelah didiamkan, endapan putihnya bertambah. Terbentuknya
endapan ini disebabkan penambahan etanol absolut pada larutan protein yang
menyebabkan molekul air yang berinteraksi dengan molekul protein melalui ikatan
hidrogen ditarik oleh etanol ebsolut, akibatnya molekul-molekul protein
beragregasi satu sama lainnya sehingga mengendap. Dan Bila agregat partikel protein tersebut
dibiarkan bersentuhan dengan etanol untuk waktu yang lama endapan yang
terbentuk tidak dapat dilarutkan lagi sehingga denaturasi yang terjadi
irreversibel (Pembina Mata Kuliah, 2013).
Perlakuan selanjutnya yaitu melakukan penyaringan
pada sampel, untuk memisahkan filtrat dan residu, kemudian menguji keduanya
secara kuantitatif dengan metode uji biuret. Dimana pengujuian ini bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya ikatan peptida serta jumlah ikatan peptida dari
protein yang akan dipisahkan. Uji positifnya yaitu larutan berwarna ungu untuk
tripeptida dan biru untuk dipeptida. Hasil yang diperoleh baik filtrat maupun
residu menunjukkan hasil positif yang ditandai terbentuknya warna ungu dan biru
pada sampel, adapun intensitas warna yang terbentuk lebih terlihat jelas pada
endapan atau residu dibanding filtratnya. Warna ungu yang terbentuk merupakan
kompleks Cu dengan albumin yang dihubungkan dengan ikatan koordinasi dan Cu
bertindak sebagai atom pusat dan albumin sebagai ligan. Berdasarkan literatur,
seharusnya filtrat tidak memberikan warna ungu sebagaimana yang terbentuk pada
residu, sebab semua protein seharusnya sudah terendapkan atau terdenaturasi
oleh pelarut etanol absolut sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal
ini kemungkinan terjadi karena protein (albumin) belum terendapkan secara
menyeluruh karena waktu pendiaman yang kurang lama (Rejeki, 2010).
Adapun hasil yang
diperoleh dari percobaan ini, terlihat bahwa kandungan protein dari putih telur
terbanyak, urutannya yaitu telur bebek, telur puyuh, telur ayam ras dan telur
ayam kampung. Sedangkan untuk protein pada kuning telur terbanyak, urutannya
yaitu telur puyuh, telur bebek, telur ayam ras dan telur ayam kampung. Hasil
yang diperoleh sedikit berbeda dengan yang terlihat pada literatur, yaitu dalam
100 gram telur, kandungan protein (albumin) pada telur puyuh yaitu 13,05 gram,
telur bebek 12,81 gram, telur ayam kampung 12,58 dan telur ayam ras 12,4 gram.
Hal ini mungkin dikarenakan pengukuran volume sampel yang akan dianalisis
kurang tepat sehingga mempengaruhi terhadap hasil yang diperoleh (Beriyanto,
2011).
VII.
KESIMPULAN
Berdasarkan
tujuan dan hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan yaitu protein dapat dipisahkan dengan mengendapkannya dengan menggunakan
etanol absolute, karena etanol absolute bersifat higroskopis atau sangat kuat
menarik air sehingga menyebabkan molekul air yang berinteraksi dengan molekul
protein melalui ikatan hydrogen ditarik oleh etanol, akibatnya molekul-molekul
protein beragregasi satu sama lain sehingga mengendap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar