PERCOBAAN I
GLIKOLISIS DALAM SEL RAGI
I.
TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah
sebagai berikut:
1. Mempelajari/mengamati
proses glikolisis di dalam sel ragi dengan mengukur tinggi kolom CO2
yang terbentuk.
2. Mempelajari/mengamati
pengaruh inhibitor seperti flourida dan arsenat terhadap proses glikolisis.
II.
DASAR TEORI
Pada dasarnya
metabolisme glukosa dapat dibagi dalam dua bagian yaitu yang tidak menggunakan
oksigen atau anaerob dan yang menggunakan oksigen atau aerob. Reaksi anaerob
terdiri atas serangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi asam laktat.
Proses ini disebut glikolisis. Tiap reaksi dalam proses glikolisis ini
menggunakan enzim tertentu, misalnya seperti enzim heksokinase,
fosfoheksoisomerase, fosfofruktokinase, enolase, laktat dehidrogenase, piruvat
kinase, fosfogliseril kinase, dan lain-lain. Enzim yang mengkatalis reaksi
dalam tahapan glikolisis dijumpai di sitoplasma sel.
Sepuluh reaksi
glikolisis terjadi didalam sitosol. Pada tahap pertama, glukosa dikonversi
menjadi fruktosa 1,6-bifosfat melalui reaksi fosforilasi, isomerasi, dan
fosforilasi kedua. Dua molekul ATP dipakai per molekul glukosa pada
reaksi-reaksi ini. Pada tahap kedua, fruktosa 1,6 difosfat dipecah oleh
aldolase membentuk dihrosiaseton fosfat dan gliserildehida 3-fosfat, yang
dengan mudah mengalami interkonvensi. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian
mengalami oksidasi dan fofforilasi membentuk 1-3-bisfosfogliserat, suatu asetil
fosfat dengan potensi transfer fosforil yang tinggi. 3-fosfogliserat kemudian
terbentuk dan ATPdihasilkan. Pada tahap akhir glikolisis, fosfoenolpiruvat, zat
antara kedua dengan potensi transfer yang tinggi, dibentuk melalui pergeseran
fosforil dan dehidrasi. ATP lainnya dihasilkan sewaktu fosfienolpiruvat
dikonnversi menjadi piruvat.
Glikolisis pada ragi
dihasilkan 4 molekul ATP (masing-masing satu dari ke-2 DPGA dan masing-masing
satu dari ke-2 PEP). Jadi, hasil bersih glikolisis adalah 2 molekul ATP dari
setiap molekul glukosa. Jika dalam ATP ini tersimpan 14,6 Kkal (2 x 7,3) maka
kira-kira 31 % dari energi yang tersedia (47 Kkal) tersimpan dalam bentuk ATP.
Pada ragi asam piruvat
didekarboksilasi (sebuah CO2 dikeluarkan) sebelum direduksi oleh
NADH. Hasilnya ialah sebuah molekul CO2 dan sebuah molekul etanol
(sebenarnya masing-masing dua molekul untuk setiap molekul glukosa yang
difermentasi).
C6H12O6 ------> 2C2H5OH +
2CO2
Glukosa Etanol
Proses fermentasi
alkohol merupakan suatu pemborosan. Sebagian besar dari energi yang terkadung
didalam glukosa masih terdapat didalam etanol (hal inilah sebabnya mengapa
etanol sering dipakai sebagai bahan bakar mesin). Proses fermentasi alkohol
sangat berbahaya. Ragi meracuni diri sendiri jika konsentrasi etanol mencapai
kira-kira 19 %. (hal ini menjelaskan kadar maksimum alkohol minuman hasil
fermentasi seperti anggur, untuk membuat minuman dengan kadar alkohol yang
lebih tinggi, alkohol tersebut harus dikonsentrasikan dengan distilasi).
Fermentasi alkohol telah membuang sebuah karbohidrat (CH3H6O3);
mengoksidasi sebuah karbon dengan sempurna (menjadi CO2) dan
mereduksi lainnya (CH3CH2OH).
Dalam beberapa jasad renik seperti ragi, glukosa dioksidasi menghasilkan
etanol dan CO2 dalam proses yang disebut fermentasi alkohol.
Jalur metabolisme proses ini sama dengan glikolisis sampai dengan terbentuknya
piruvat. Dua tahap reaksi enzim berikutnya adalah reaksi perubahan asam piruvat
menjadi asetaldehide, reaksi reduksi asetaldehide menjadi alkohol. Dalam reaksi
yang pertama piruvat didekarboksilasi diubah menjadi asetaldehide dan CO2 oleh piruvat
dekarboksilase, suatu enzim yang tidak terdapat dalam hewan.
Reaksi dekarboksilasi ini merupakan reaksi yang tidak reversible,
membutuhkan ion Mg2+ dan koenzim tiamin piropospat. Dalam
reaksi terakhir, asetaldehide direduksi oleh NADH dengan enzim alkohol
dehidrogenase, menghasilkan etanol. Dengan demikian etanol dan CO2
merupakan hasil akhir fermentasi alkohol, dan jumlah energi yang dihasilkannya
sama dengan glikolisis anaerob, yaitu 2 ATP (Fauziah, 2010).
III.
ALAT
DAN BAHAN
Adapun
alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
a.
Alat
o
Tabung reaksi
o
Pipet tetes
o
Gelas kimia
o
Gelas ukur
o
Batang pengaduk
o
Tabung peragian
o
Statif dan klem
o
Mistar
o
Penangas listrik
o
Selang
o
Stopwatch
o
Tissue
b.
Bahan
o
Larutan flourida
o
Larutan arsenat
o
Suspensi ragi
o
Larutan Ba(OH)2
o
Larutan glukosa 2%
o
Aquades
IV. PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja yang dilakukan
pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.
Menyediakan 4 buah tabung peragian yang
bersih dan kering dimana pada tabung 1 digunakan sebagai control positif,
tabung 2 sebagai control negative, sedangkan pada tabung 3 dan 4 digunakan untuk
melihat pengaruh inhibitor.
2.
Memipet ke dalam setiap tabung
Bahan
|
Tabung
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Suspensi
ragi
|
14 ml
|
0
|
14 ml
|
14ml
|
Suspensi
ragi yang telah didihkan
|
0
|
14 ml
|
0
|
0
|
Larutan
Flourida
|
0
|
0
|
0,5ml
|
0
|
Larutan
arsenat
|
0
|
0
|
0
|
0,5 ml
|
Larutan
glukosa
|
2 ml
|
2 ml
|
2 ml
|
2 ml
|
3.
Setelah mencampurkan dengan
masing-masing larutan tersebut, menutup tabung peragian yang terisi dengan
suspense ragi kemudian membiarkan 15 menit dalam suhu kamar.
4.
Mengisi 4 buah tabung reaksi yang lain
dengan larutan Ba(OH)2 dan meletakkannya pada masing-masing ujung
selang dari tabung peragian (Tabung 1, 2, 3 dan 4).
5.
Setelah 15 menit, melakukan pengukuran
terhadap tinggi kolom CO2 yang terbentuk pada setiap tabung
tersebut, dan mengamati endapan yang terbentuk pada tabung yang berisi Ba(OH)2.
V.
HASIL
PENGAMATAN
Adapun prosedur kerja yang dilakukan
pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
Pengamatan
|
Tabung
1
|
Tabung
2
|
Tabung
3
|
Tabung
4
|
Kontrol
(+)
|
Kontrol
( -)
|
+
Flourida
|
+
Arsenat
|
|
Tinggi kolom mula-mula
|
4 cm
|
4 cm
|
4 cm
|
4 cm
|
Tinggi kolom CO2 yang terbentuk
|
2,2 cm
|
0,3 cm
|
2 cm
|
2,5 cm
|
Adanya endapan
|
+ + +
|
-
|
+
|
+ +
|
Keterangan :
o
+ + + = Terdapat banyak endapan
o
+ + = Terdapat endapan
o
+ = Terdapat Sedikit endapan
o
- = Tidak terbentuk endapan
· Persamaan Reaksi
-
C6H12O6(aq) ------> 2C2H5OH(aq) +
2CO2(g)
-
Ba(OH)2(aq) +
CO2(g) ------> BaCO3(s) + H2O(aq)
VI. PEMBAHASAN
Glikolisis adalah serangkaian rekasi biokimia dimana glukosa dioksidasi
menjadi molekul asam piruvat. Pada dasarnya
metabolisme glukosa dapat dibagi dalam dua bagian yaitu yang tidak menggunakan
oksigen atau anaerob dan yang menggunakan oksigen atau aerob. Reaksi anaerob
terdiri atas serangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi asam laktat. Tiap
reaksi dalam proses glikolisis ini menggunakan enzim tertentu, misalnya seperti
enzim heksokinase, fosfoheksoisomerase, fosfofruktokinase, enolase, laktat
dehidrogenase, piruvat kinase, fosfogliseril kinase, dan lain-lain. Enzim yang
mengkatalis reaksi dalam tahapan glikolisis dijumpai di sitoplasma sel (Fauziah,
2010).
Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk mempelajari
atau mengamati proses glikolisis di dalam sel ragi dengan mengukur tinggi kolom
CO2 yang terbentuk serta mempelajari atau mengamati pengaruh
inhibitor seperti flourida dan arsenat terhadap proses glikolisis.
Pada percobaan ini, digunakan ragi atau sel ragi
sebagai tempat berlangsungnya proses glikolisis. Ragi (Saccharomyces
cereviceae) merupakan zat yang
menyebabkan fermentasi. Ragi biasanya mengandung mikroorganisme yang melakukan
fermentasi dan media biakan bagi mikroorganisme tersebut. Fermentasi adalah proses produksi
energi dalam sel
dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Sama halnya dengan
proses glikolisis secara aerob, proses fermentasi pada percobaan ini juga
membutuhkan enzim untuk mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2,
enzim tersebut yaitu enzim simase yang diperoleh dari ragi. Enzim merupakan
senyawa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses
reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Selain itu, percobaan
ini juga akan melihat pengaruh inhibitor pada proses glikolisis. Dimana
inhibitor merupakan suatu molekul atau zat yang menghambat kerja enzim (Budiyanto,
2013)
Pada percobaan ini, pertama-tama dilakukan
menyiapkan suspensi ragi cara menambahkannya aquades. Dan juga menyiapkan
suspensi ragi lainnya yang dipanaskan atau dididihkan. Pemanasan ini bertujuan
untuk merusak atau menonaktifkan enzim yang berada dalam ragi tersebut. Enzim
mempunyai suhu optimum, dimana enzim akan bekerja optimal pada suhu tersebut
dan akan rusak atau tidak bekerja pada suhu dibawah atau diatas suhu
optimumnya. Setelah itu menyediakan 4 tabung peragian bersih yang telah
dirangkaikan dengan kran dan selang penghubungnnya. Dimana tabung pertama
digunakan sebagai kontrol positif, pada tabung ini dimasukkan 14 mL suspensi
ragi tidak dipanaskan. Tabung kedua digunakan sebagai kontrol negatif, pada
tabung ini dimasukkan 14 mL suspensi ragi telah mengamalami proses pemanasan. Sedangkan
untuk tabung ketiga dan keempat, masing-masing dimasukkan 13,5 mL suspensi ragi
yang tidak mengalami proses pemanasan, setelah itu ditambahkan dengan 0,5 mL
larutan flourida pada tabung ketiga dan 0,5 mL larutan arsenat pada tabung
keempat. Tujuan penambahan kedua larutan ini yaitu untuk melihat pengaruh
inhibitor terhadap proses glikolisis sel ragi.
Perlakuan selanjutnya yaitu memasukkan 5 mL larutan
glukosa 2% ke dalam empat tabung tersebut disecara bersamaan dan dengan segera
menutup keempat tabung tersebut agar tidak ada oksigen yang masuk, hal ini
bertujuan agar proses glikolisis dalam sel ragi dapat berjalan sempurna dalam
keadaan anaerob sehingga menghasilkan etanol dan gas CO2. Adapun tujuan
penambahan larutan glukosa 2% secara bersamaan yaitu untuk membuat proses glikolisis
dalam sel ragi ini berjalan secara bersamaan sehingga pengamatan terhadap hasil
perlakuan ini dapat diperoleh secara tepat. Larutan glukosa ini berfungsi sebagai
substrat yang akan diubah oleh enzim (enzim simase) dalam ragi menjadi etanol
dan gas CO2. Setelah itu, membolak balikkan keempat tabung tersebut
sebanyak 4 kali dengan tujuan untuk menghomogenkan larutan yang berada di
dalamnya, lalu mengukur tinggi kolom tabung tersebut sebelum terbentuk gas. Kemudian
meletakkan ujung selang ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan Ba(OH)2,
dan membuka kran dari tabung peragian tersebut. Dimana tujuan penambahan Ba(OH)2
yaitu untuk mengamati banyaknya gas CO2 yang terbentuk dengan cara
melihat kadar endapan yang terbentuk.
Perlakuan selanjutnya yaitu mendiamkan keempat
tabung selama 15 menit. Dimana proses pendiaman ini bertujuan untuk
memaksimalkan proses glikolisis yang terjadi dalam sel ragi. Setelah 15 menit, terbentuk
gas CO2 yang ditandai dengan bertambahnya tinggi kolom tabung
peragian. Setelah itu, dilakukan proses pengukuran terhadap panjang kolom CO2
yang terbentuk dari masing-masing tabung peragian tersebut. Adapun tinggi kolom
CO2 yang diperoleh, untuk tabung pertama tinggi kolom CO2
yaitu 2,2 cm, tabung kedua 0,3 cm, tabung ketiga 2 cm dan tabung keempat 2,5
cm. Berdasarkan hasil tersebut, terlihat bahwa proses glikolisis berjalan lebih
baik pada tabung peragian keempat sedangkan yang paling lambat yaitu pada
tabung peragian kedua. Hal ini terlihat karena semakin tinggi kolom tabung
peragian maka gas CO2 yang terbentuk semakin banyak yang berarti
proses hidrolisis glukosa berjalan dengan baik. Hasil yang diperoleh ini
sedikit berbeda dengan literatur, yaitu pada tabung keempat, dimana seharusnya
pada tabung ini tinggi kolom CO2 yang terbentuk tidak lebih besar
dari tabung pertama, karena adanya larutan flourida sebagai inhibitor.
Kesalahan ini kemungkinan dikarenakan tutup tabung yang tidak rapat dan oksigen
masuk oksigen, sehingga proses terbentuknya etanol dan gas CO2 tidak
maksimal. Selain itu, percobaan ini telah sesuai dengan literatur, yaitu pada
tabung pertama mengalami proses glikolisis yang baik sedangkan yang paling
lambat adalah tabung peragian kedua. Hal ini karena pada tabung pertama enzim
dan sel ragi masih berfungsi dengan baik, sedangkan pada tabung kedua enzim dan
sel ragi telah mengalami kerusakan akibat dipanaskan sedangkan untuk tabung
ketiga proses glikolisis sedikit lambat karena adanya inhibitor yang akan
menghambat proses glikolisis.
Pada percobaan ini juga mengamati endapan yang
terbentuk pada tabung reaksi yang berisi Ba(OH)2. Dimana endapan
merupakan endapan BaCO3 yang berasal dari larutan Ba(OH)2
yang bereaksi dengan gas CO2 dari hasil glikolisis. Hasil pengamatan
yang diperoleh telah sesuai dengan literatur dimana endapan BaCO3
terbanyak ada pada tabung pertama sedangkan pada tabung kedua tidak terdapat
endapan, dan untuk tabung ketiga dan keempat diperoleh endapan BaCO3
lebih sedikit dibandingkan dengan tabung pertama.
Pada percobaan ini juga dapat diamati kadar etanol
yang terbentuk dan kadar glukosa yang bersisa. Dimana menurut literatur, jika
dilihat dari kadar etanol yang terbentuk, maka dapat diurutkan dari yang
memiliki kadar etanol terbanyak hingga sedikit yaitu tabung pertama, tabung
ketiga dan keempat serta tabung kedua. Sedangkan untuk kadar glukosa yang
tersisa, diurutkan dari yang memiliki kadar glukosa terbanyak hingga sedikit
yaitu tabung kedua, tabung ketiga dan keempat lalu tabung pertama. Hal tersebut
saling berbanding terbalik. Hal ini karena pembentukkan etanol sejalan dengan
pembentukan gas CO2 dimana semakin baik kondisi enzim dalam sel ragi
maka proses pembentukan etanol akan semakin banyak. Dan sebaliknya jika kondisi
enzim tidak baik, maka kadar etanol dan CO2 yang terbentuk sedikit
sehingga kadar glukosa yang bersisa akan banyak. Kondisi enzim dipengaruhi oleh
banyak faktor, yang mana pada percobaan ini dipengaruhi oleh suhu dan inhibitor
(Poedjiadi, 2005).
VII.
KESIMPULAN
Berdasarkan
tujuan dan hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses
glikolisis dalam sel ragi dapat terjadi secara anaerob dengan bantuan enzim
simase, menghasilkan etanol dan gas CO2. Adapun tinggi kolom CO2
yang terbentuk pada percobaan ini, sebagai berikut:
-
Tabung 1 : 2,3 cm
-
Tabung 2 : 0,3 cm
-
Tabung 3 : 2,0 cm
-
Tabung 4 : 2,5 cm
2.
Larutan fluorida
dan larutan arsenat berfungsi sebagai inhibitor atau penghambat kerja enzim
dalam memecah glukosa menjadi etanol dan CO2. Hal ini dapat di
tunjukkan dengan tinggi kolom CO2 yang terbentuk pada
masing-masing tabung, yang berbeda.
mau nanya daftar pustakanya mana ya?
BalasHapusDaftar pustakanya mana ya?
BalasHapusTolong daftar pustaka dicantumkan ya
BalasHapusdaftar pustaka tidak dicantumkan ?
BalasHapusUsahakan kalau upload sebuah ilmu dan disitu terdapat pengarang nya mohon di cantumkan di daftar pustaka nya karena itu sangat penting
BalasHapussaran kalau bisa daftar pustaka dicantumkan. Makasih
BalasHapus