PERCOBAAN III
PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT
I.
Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mempelajari cara
pembuatan garam natrium tiosulfat dan sifat-sifat kimianya..
II.
Dasar Teori
Sebelum
Davy berhasil mengisolasi unsur ini dengan cara elektrolisis soda kaustik,
natrium (unsur ini disebut sodium dalam bahasa Inggris), telah dikenal dalam
berbagai suatu senyawa.
Natrium,
seperti unsur radioaktif lainnya,
tidak pernah ditemukan tersendiri di alam. Natrium adalah logam keperak-perakan
yang lembut dan mengapung di atas air. Tergantung pada jumlah oksida dan logam yang terekspos
pada air, natrium dapat terbakar secara spontanitas. Lazimnya unsur ini tidak
terbakar pada suhu dibawah 115 derajat Celcius (Anonim, 2011).
Natrium
Tiosulfat ( Na2S2O3) adalah salah satu jenis
dari garam terhidrat. Garam terhidrat adalah garam yang terbentuk dari senyawa
- senyawa kimia yang dapat mengikat molekul-molekul air pada suhu kamar.
Asam
tiosulfat tidak bisa dibentuk dengan menambahkan asam kedalam tiosulfat karena
adanya dekomposisi asam bebas ini di dalam air dalam campuran S, H2S,
H2Sn, SO2, dan H2SO4 ini bisa
dibuat dengan menhilangkan air, dalam temperature rendah (-780C).
Dalam
campuran garam-garam tiosulfat adalah stabil dan berasam. Tiosulfat dibuat
dengan mendidihkan alkali atau larutan sulfat nitrat dengan S dan juga oksidasi
polisulfida dengan udara . Natrium tiosulfat pentahidrat (Na2SO2O3.5H2O)
disebut dengan hypo berbentuk kristal yang sample benar dan kurang atau tidak
berwarna. Titik beku 480C mudah larut dalam air dan larutannya
digunakan untuk titrasi dalam analisis volumetri.Natrium tiosulfat dalam
induksi pemutihan untuk merusak Cl2 yang masuk, setelah mereka masuk
dalam kolom pemutihan, sama halnya natrium tiosulfat kadang-kadang digunakan
untuk memindahkan rasa dari minuman yang berklorinasi.Natrium tiosulfat (Na2SO3)
dapat dibuat dari H2SO4. H2SO4
adalah asam yang sangat penting yang digunakan dalam induksi kimia. H2SO4
mencair pada suhu 10,50C membentuk cairan kental. H2SO4
berikatan dengan hydrogen dan tidak bereaksi dengan logam di dalam air untuk
menghasilkan H2. H2SO4 menyerap air dan dapat
menghasilkan gas. Ion SO4- adalah tetrahedral, mempunyai
panjang ikatan 1,49 Å, mempunyai rantai pendek. Ikatan S – O memiliki 4 ikatan σ antar S dan O
dan 2 ikatan π yang didelokalisasi S dan 4 atom O.
Asam tiosulfat H2SO3 tidak dapat dibentuk dengan
menambahkan asam ke dalam tiosulfat karena pemisahan asam bebas dalam air ke
dalam campuran S, H2S, H2Sn, SO2 dan H2SO3.
H2S + SO3 → H2S2O3
Garam
yang biasa disebut tiosulfat stabil dan berjumlah banyak. Tiosulfat dibuat
dengan memanaskan alkali/larutan sulfit dengan S dan juga dengan mengoksidasi
polisulfida dengan air seperti reaksi berikut :
Na2S2O3 + S → Na2S2O3
2NaS3 + 3O2 → 2Na2S2O3
+ 2S
Selain
itu natrium tiosulfat dapat dibuat dari SO2 dengan reaksi sebagai
berikut :
2SO2(aq) + O2(g) → SO3(g)
Kemudian
direaksikan dengan Na2SO3 dan H2O
Reaksi
:
2SO2 + Na2CO3 + H2O
→ 2NaHSO3
+ CO2
Produk
(NaHSO3) direaksikan lagi dengan Na2CO3
Reaksi
:
2NaHSO3 + Na2CO3 → 2Na2SO3
+ CO2 + H2O
Terakhir
Na2SO3 direaksikan dengan S dengan bantuan pemanasan.
Rekasi :
Na2SO3 + S → Na2S2O3
(Raharjo, 2010).
III.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini
adalah sebagai berikut:
A.
Alat
Ø Alat refluks
Ø Tabung
reaksi dan rak tabung
Ø Spatula
Ø Pipet
tetes
Ø Neraca
digital
Ø Cawan
penguap
Ø Penangas
listrik
Ø Gelas
kimia
Ø Gelas
ukur
Ø Kertas
saring
Ø Corong
Ø Penjepit
tabung
Ø Desikator
Ø Ember
B. Bahan
Ø Padatan
Na2S2O3 . 5H2O
Ø Padatan
Na2SO3
Ø Serbuk
sulfur
Ø Aquades
Ø Larutan
BaCl2
Ø Larutan
HCl 0,1 M
Ø Larutan
Iod
Ø Es
batu
IV.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur
kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
A. Pembuatan
Natrium Tiosulfat-Hidrat
1. Menyiapkan
alat refluks dan memasukkan 12,5 gram natrium sulfit kedalam labu refluks.
2. Menambahkan
50 ml aquades dan 3,0 gram serbuk belerang, kemudian merefluks selama 70 menit.
3. Mendinginkan
larutan pada air yang mengalir, lalu menyaringnya, kemudian memindahkan
filtrate ke dalam cawan penguap, dan menguapkan sampai volume larutan menjadi
10 ml.
4. Membiarkan
larutan menjadi dingin, setelah
itu menimbang kristal Yang terbentuk.
B. Mempelajari Sifat-sifat Kimia
Natrium Tiosulfat
1. Pengaruh
Pemanasan
-
Memasukkan natrium
tiosulfat-hidrat yang telah dibuat
ke dalam desikator.
-
Memanaskan kristal
natrium tiosulfat-hidrat dalam tabung reaksi, dan melakukan juga terhadap kristal yang
telah dibuat sebelumnya, kemudian membandingkan
stabilitas termal dari kedua kristal tersebut.
2. Reaksi
dengan Iod
Mencampurkan 1 ml
natrium tiosulfat dengan 1 ml larutan iodin ke dalam tabung reaksi, kemudian
mengamati perubahan yang terjadi.
3. Reaksi
dengan klor
Mereaksikan
1 ml larutan natrium tiosulfat dengan asam klorida encer, kemudian menambahkan
barium klorida (BaCl2),
dan mengamatinya.
4. Pengaruh
Asam Encer
Mereaksikan 3 ml larutan Natrium Tiosulfat dengan asam klorida
encer dengan volume yang sama. Setelah beberapa menit, mengamati isi tabung
reaksi dan bau yang ditimbulkan
V.
Hasil Pengamatan
Adapun
hasil yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
NO
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
2
|
Pembuatan Natrium Tiosulfat Hidrat
-
12,5 gram Na2S2O3
+ 3 gram serbuk belerang + 50 ml aquades, direfluks (selama 90 menit), didinginkan sejenak, disaring, didinginkan.
Mempelajari sifat-sifat
Kimia Natrium Tiosulfat
a. Pengaruh
Pemanasan
- Kristal natrium tiosulfat-hidrat
buatan (sebelum dipanaskan)
- Kristal natrium tiosulfat-hidrat
buatan (setelah dipanaskan).
- Na2S2O3 . 5H2O (sebelum dipanaskan)
- Na2S2O3 . 5H2O (setelah dipanaskan)
b. Reaksi
dengan Iod
- Iodin
- 1 ml Iodin + 1 ml larutan Natrium tiosulfat
c. Reaksi
dengan klor
- 1
ml larutan natrium tiosulfat
+ 1 ml klorida encer (HCl 0,01 M)
- 1
ml larutan natrium tiosulfat
+ 1 ml klorida encer (HCl 0,01 M) + 1 ml BaCl2.
d. Pengaruh
asam encer
- 3 ml larutan natrium tiosulfat
+ 3 ml asam klorida encer (HCl 0,01 M)
|
- Terbentuk kristal natrium tiosulfat dengan massa 37,48
gram.
- Sebagian kristal dan sebagian mencair.
- Mencair seluruhnya
- Padatan
- Tetap berbentuk padatan.
- Larutan berwarna kuning kecoklatan
- Larut, dan warnanya berubah menjadi bening.
- Tetap berwarna bening
- Terdapat endapan putih
- Larutan berwarna bening dan berbau sulfur.
|
· Persamaan Reaksi
a) Pembuatan
natrium tiosulfat-hidrat
8Na2SO3(s)
+ S8(s)
+ 5H2O(l) 8Na2S2O3.5H2O(aq)
b) Sifat-sifat
kimia natrium tiosulfat
Ø Pengaruh
Pemanasan
Na2S2O3.H2O(s) Δ Na2S2O3(aq) +
H2O(l)
Na2S2O3.5H2O(s) Δ Na2S2O3(s)
+ 5H2O(l)
Ø Reaksi
dengan iod
Reduksi :
I2(aq)
+ 2e- 2I-(aq)
Oksidasi : 2S2O32-(aq) S4O62-(aq)
+ 2e-
Redoks : I2(aq) + 2S2O32-(aq) 2I-
+ S4O62-(aq)
Jadi,
I2(aq) +
2N2S2O3(aq) 2NaI(aq)
+ Na2S4O6(aq)
Ø Reaksi
dengan klor
-
Na2S2O3(aq)
+ 2HCl(aq) H2S2O3(aq)
+ 2NaCl(aq)
-
H2S2O3(aq)
+ BaCl2(aq) BaS2O3(s)
+ 2HCl(aq)
Ø Pengaruh
asam encer
Na2S2O3(aq)
+ HCl(aq) 2NaCl(aq)
+ S(s) + SO2(g) + H2O(l)
· Perhitungan
8Na2SO4(s)
+ S8(s) + 5H2O(l) 8Na2SO4 . 5H2O(s)
Dik : Massa Na2SO3 =
12,5 gram
Massa S8 = 3,0 gram
Mr Na2SO3 = 126 gram/mol
Mr S8 = 256 gram/mol
Mr Na2SO3
. 5H2O = 248 gram/mol
Peny :
a)
Mol Na2SO3
=
b)
VI.
Pembahasan
Banyak
sekali reaksi yang digunakan dalam analisis anorganik kualitatif melibatkan
pembentukkan endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu
fase padat keluar dari larutan. Endapan mungkin berupa kristal (kristalin) atau
koloid, dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau pemusingan
(sentrifuge), seperti yang dilakukan pada percobaan ini yakni pembuatan natrium
tiosulfat, dimana natrium tiosulfat ini dihasilkan dengan mereaksikan Natrium
sulfit dengan belerang melalui beberapa tahapan reaksi sampai akhirnya
menghasilkan endapan (Raharjo, 2010).
Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk mempelajari cara
pembuatan garam natrium tiosulfat dan sifat-sifat kimianya. Dalam percobaan ini terbagi atas dua prosedur,
yaitu cara pembuatan garam natrium tiosulfat dan mempelajari sifat-sifat
kimianya. Secara ringkas, pembahasan pada percobaan ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Pembuatan Natrium Tiosulfat-Hidrat
Pada perlakuan ini, yang pertama dilakukan yaitu
menimbang padatan natrium sulfit dan serbuk belerang, kemudian mencampurkannya
dengan aquades ke dalam gelas kimia, sebelum dimasukkan ke dalam alat refluks,
tujuannya agar campuran dapat larut terlebih dahulu. Setelah itu, campuran
tersebut direfluks diatas penangas listrik selama 90 menit. Proses refluks ini
dilakukan untuk memecah struktur dari cincin S8.. Adapun fungsi pemanasan
yaitu sebagai katalis untuk
mempercepat berlangsungnya proses perefluksan tersebut.
Setelah 90 menit, pada larutan tersebut
terbentuk endapan dimana berdasarkan persamaan reaksi endapan ini merupakan
natrium tiosulfat. proses refluks
kemudian dihentikan dan campuran tersebut didinginkan sejenak. Setelah itu,
menyaringnya dengan menggunakan kertas saring. Adapun fungsi penyaringan dalam
keadaan panas yaitu untuk mencegah terbentuknya kristal pada kertas saring,
terbentuknya kristal tersebut
dapat mempengaruhi berat
kristal yang terbentuk nantinya. Filtrat
hasil penyaringan kemudian diuapkan sampai volume larutan tersisa 10 ml, tujuannya yaitu untuk menguapkan air bukan pentahidrat yang masih ada dalam filtrat tersebut. kemuadian filtrat didinginkan dengan es batu sampai terbentuk kristal putih. Fungsi dari es batu yaitu
agar kristal dapat terbentuk lebih cepat.
Adapun berat kristal yang
diperoleh pada percobaan ini, yaitu 37,48 gram. Dan diperoleh persen rendeman
yaitu 157,43% artinya terbentuk 100% kristal dan sisanya 57,43% yaitu molekul air yang bukan
pentahidrat.
Persen rendemen yang harusnya dicapai yaitu antara 90-99%.
Kesalahan terjadi kemungkinan
diakibatkan penyimpulan endapan
yang telah terbentuk, dimana
endapan masih harus direfluks, karena
campuran belum begitu homogen (Anonim, 2009)
2.
Mempelajari Sifat-Sifat Kimia Natrium Tiosulfat
Pada perlakuan pertama yaitu melakukan
pemanasan terhadap natrium tiosulfat-hidrat pada prosedur awal, dengan natrium
tiosulfat-hidrat yang tersedia. Pemanasan ini dilakukan untuk membandingkan
tingkat kestabilan dari kedua senyawa tersebut. Dari hasil yang diperoleh,
terlihat bahwa natrium tiosulfat-hidrat yang dibuat sebelumnya, sebelum
dipanaskan masih terdapat kristal dan setelah dipanaskan, mencair seluruhnya.
Sedangkan natrium tiosulfat-hidrat buatan pabrik sebelum dipanaskan berbentuk
padatan dan setelah dipanaskan masih berbentuk padatan. Hal ini disebabkan karena pada kristal natrium tiosulfat-hidrat yang dibuat lebih banyak mengandung uap
air sehingga pada saat pemanasan kristal tersebut mulannya akan mengering
terlebih dahulu
dengan melepaskan uap air baru kemudian akan mencair
kembali setelah mencapai titik lelehnya. Sehingga lebih lambat mencair dari
pada kristal natrium
tiosulfat-hidrat buatan pabrik,
karena kristal ini sudah dalam bentuk kristal yang kering
sehingga pada saat dipanaskan tidak mencair. Dari hasil tersebut natrium
tiosulfat-hidrat yang tersedia lebih stabil dibandingkan yang telah dibuat pada
saat percobaan. Dikarenakan
natrium tiosulfat-hidrat yang
dibuat telah mencair sebagian pada suhu kamar, dan mencair seluruhnya pada saat
dipanaskan, sedangkan natrium tisulfat-hidrat yang tersedia, pada suhu kamar
masih berbentuk padatan dan setelah dipanaskan mencair dan setelah itu
terbentuk kristal pentahidrat (Anonim,
2009).
Pada perlakuan kedua, yaitu mereaksikannya
dengan larutan iodin. Pada saat larutan iodin dicampurkan dengan natrium
tiosulfat-hidrat, dimana larutan iodin yang sebelumnya berwarna kuning
kecoklatan larut. dan berubah menjadi bening. Hal ini disebabkan pada saat
pencampuran, terjadi reaksi redoks. Berdasarkan persamaan reaksi, terlihat bahwa iodin berfungsi sebagai oksidator yang mengoksidasi ion
tiosulfit
menjadi ion sulfat, dan iod sendiri mengalami
reduksi dari I2 menjadi I-.
Pada perlakuan ketiga, yaitu
mereaksikan natrium tiosulfat-hidrat dengan larutan klor. Dimana pada saat
ditambahkan HCl, warna larutan tetap bening, fungsi HCl yaitu sebagai pelarut.
Dan ketika ditambahkan lagi dengan larutan BaCl2 terbentuk endapan
putih yang berdasarkan persamaan reaksi menrupakan endapan BaS2O3. Endapan ini terbentuk disebabkan barium merupakan unsur golongan IIA dan
oksidanya bersifat basa dan mempunyai kelarutan yang rendah dalam air dan asam
encer. Selain itu, logam golongan IIA seperti Barium merupakan logam yang lebih
keras, lebih rapat dan melebur pada temperatur yang lebih tinggi. Maka dari itu pada saat
dicampurkan dengan BaCl2 larutan yang terbentuk sangat keruh, berwarna putih dan terbentuk endapan (Svehla,
1985).
Pada perlakuan terakhir, yaitu mereaksikan natrium tiosulfat-hidrat dengan
asam encer yaitu HCl. Pada saat penambahan, terbentuk larutan berwarna bening
dan berbau seperti sulfur. Berdasarkan persamaan reaksi, bau sulfur yang timbul
yaitu berasal dari gas SO2 yang terbentuk pada saat pencampuran (Anonim, 2009).
VII.
Kesimpulan
Berdasarkan
tujuan dan hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembuatan
natrium tiosulfat dapat dilakukan dengan mereaksikan natrium sulfit dan
belerang serta aquades dengan
cara direfluks, disaring, diuapkan kemudian dikeringkan sampai terbentuk kristal natrium tiosulfat-hidrat..
2. Adapun karakteristik atau sifat-sifat kimia dari natrium
tiosulfat-hidrat yang diketahui dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
·
Terbentuk larutan
bening jika dicampurkan dengan larutan iod
·
Terbentuk
endapan Ba2S2O3 jika direaksikan dengan klor
·
Terbentuk
bau sulfur jika dicampurkan dengan asam encer.
Daftar Pustaka
Diakses : 8 November 20ll.
Anonim B, 2009. Pembuatan Natrium
Tiosulfat.
http://putrikeongdanpangerankudaputih.blogspot.com/2010/10/pembuatan-natrium-tiosulfat.html. Diakses : 8 November 20ll.
Penanggung Jawab Mata Kuliah, 2011. Penuntun
Praktikum Kimia Anorganik I.
FKIP UNTAD. Palu.
Raharjo, Alip. 2010. Pembuatan
Natrium Tiosulfat.
Diakses : 8 November 20ll.
Svehla, G. Vogel.
1985. Analisis Anorganik Kualtatif Makro
Dan Semimikro.
PT.Kalman Media
Pustaka. Jakarta.
thanks,,bnyak membantu
BalasHapusiaa.,,
Hapusmakasi juga sudah berkunjung.,,,
terima kasiih .. benar-benar sangat membantu saya..
BalasHapusok.,,..
Hapussama-sama.,,,