« »
« »
« »
.

Kamis, 31 Mei 2012

"REDOKS UNSUR NITROGEN"


PERCOBAAN II
REDOKS UNSUR NITROGEN
I.              Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu agar mahasiswa dapat mempelajari reaksi redoks unsur nitrogen dalam asam nitrat, garam nitrat dan amonia.
II.           Dasar Teori
Redoks (reduksi/oksidasi) adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Hal ini dapat berupa proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon dioksida, atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana (CH4), ataupun ia dapat berupa proses yang kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan transfer elektron yang rumit. Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat dijelaskan dengan mudah sebagai berikut:
·         Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion.
·         Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion.
Nitrogen (Latin nitrum, Bahasa Yunani Nitron berarti “soda asli”, gen berarti “pembentukan”) secara resmi ditemukan oleh Daniel Rutherford pada 1772, yang menyebutnya udara beracun atau udara tetap. Pengetahuan bahwa terdapat pecahan udara yang tidak membantu dalam pembakaran telah diketahui oleh ahli kimia sejak akhir abad ke-18 lagi. Nitrogen juga dikaji pada masa yang lebih kurang sama oleh Carl Wilhelm Scheele, Henry Cavendish, dan Joseph Priestley, yang menyebutnya sebagai udara terbakar atau udara telah flogistat. Gas nitrogen adalah cukup lemas sehingga dinamakan oleh Antoine Lavoisier sebagai azote, daripada perkataan Yunani αζωτος yang bermaksud “tak bernyawa”. Istilah tersebut telah menjadi nama kepada nitrogen dalam perkataan Perancis dan kemudiannya berkembang ke bahasa-bahasa lain (Anonim, 2009).
Unsur nitrogen dapat mempunyai beberapa bilangan oksidasi, yaitu +5, 0, -3, dimana ketiganya tersebut merupakan bilangan oksidasi yang paling umum dan stabil diantara lainnya. Terdapat dua asam oksi nitrogen yang umum, yaitu asam nitrat (HNO3) dan asam nitrit (HNO2). Asam nitrat merupakan asam kuat dan juga sebagai pengoksidasi yang kuat. Asam nitrit yang pekat dapat mengoksidasi hamper semua logam kecuali Au, Pt, Rh dan Ir. Asam nitrit kurang stabil dibanding asam nitrat dan cenderung terdisproporsionasi menjadi NO dan HNO3 (Penanggung Jawab Mata Kuliah, 2011).
Nitrogen terdapat bebas diatmosfir (78 persen volume). Selain dari pada itu. Atmosfir dapat juga mengandung sedikit amonia sebagai hasil peluruhan zat yang mengandung nitrogen atau asam nitrat., teristimewa setelah terjadi halilintar. Nitrogen terdapat juga dalam garam- garam natrium dan kalium nitrat. Jaringan semua organisme hidup mengandung senyawa nitrogen dalam bentuk protein. Bilangan oksidasi nitrogen dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Bilangan oksidasi
Senyawa
-3
                -2              
-1
0
+1
+2
+3
+4
+5
NH3 (ammonia)
N2H4 (hidrazin)
NH2OH (hidroksilamin)
N2(dinitogen)
N2O (dinirogen oksigen)
NO (nitrogen oksida)
N2O3 (dinitrogen trioksida)
NO2 (nitrogen dioksida)
HNO3 (asam nitrat)
III.        Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
A.      Alat
Ø Tabung reaksi
Ø Gelas ukur
Ø Penangas listrik
Ø Spatula
Ø Penjepit tabung reaksi
Ø Ember
Ø Pipet tetes
B.       Bahan
Ø  Padatan KI
Ø  Larutan HNO3 7 M
Ø  Larutan H2SO4 0,05 M
Ø  Larutan KMNO4
Ø  Larutan NaOH
Ø  Logam tembaga dan aluminium
Ø  Padatan KNO3
Ø  Padatan Cu(NO3)2
Ø  Padatan NaNO3
Ø  Kertas lakmus merah
Ø  Es batu


IV.        Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
D1. Uji Reaktifitas Asam Nitrat
1.    Menyiapkan 2 buah tabung dan diberi tanda 1 dan 2, ke dalam masing-masing tabung reaksi diisi 5 ml larutan HNO3 7,0 M.
2.    Ke dalam tabung 1 menambahkan 3 keping ;logam tembaga dan memeriksa gas yang terbentuk dengan menggunakan kertas lakmus biru (Bila tidak terbentuk gas, memanaskan tabung tersebut dengan api yang kecil).
3.    Ke dalam tabung 2 menambahkan 5 ml NaOH 0,01 M dan sekeping logam aluminium, memanaskan dengan api kecil, memeriksa gas yang terbentuk dengan kertas lakmus merah.
D2. Uji Reaktifitas Garam Nitrat
1.    Menyiapkan dua buah tabung reaksi dan memberi tanda 1 dan 2, ke dalam tabung 1 memasukkan 1 sendok kecil KNO3 sedangkan ke dalam tabung ke 2 memasukkan 1 sendok kecil Cu(NO3).
2.    Selanjutnya memanaskan ke dua tabung tersebut dengan api kecil, memeriksa gas yang terbentuk dengan menggunakan kertas lakmus biru.
D3. Uji Reaktifitas Asam dan Garam Nitrat
1.    Memasukkan 10 ml H2SO4 0,05 M ke dalam tabung reaksi, kemudian mendinginkan larutan tersebut selama 10 menit di dalam es batu yang disimpan dalam ember.
2.    Menuang larutan H2SO4 0,05 M dingin tersebut ke dalam tabung reaksi yang berisi 1 gram NaNO3, mengamati perubahan yang terjadi.
3.    Menuang campuran tersebur ke dalam 3 buah tabung reaksi dengan pembagian volume yang sama dan member label tabung 1, 2 dan 3, ke dalam tabung 1 menambahkan sedikit padatan KI sedangkan kevdalam tabung reaksi ke 2 menambahkan 10 tetes larutan KMnO4 0,1 M. Mengamati perubahan yang terjadi.
4.    Dengan api yang tidak terlalu besar, memanaskan tabung 3. Memperhatikan warna gas yang terbentuk. 




V.           Hasil Pengamatan
Adapun hasil yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
NO
Perlakuan
Hasil
1
Uji reaktivitas asam nitrat
1.    HNO3 7,0 M + serbuk Cu + kertas lakmus merah

2.    HNO3 7,0 M  + NaOH 0,01M +  serbuk Alumunium + kertas lakmus merah + dipanaskan

-     Terbentuk gas berwarna merah kecoklatan dan larutannya berwarna biru bening serta gas bersifat asam
-     Terbentuk gas berwarna merah kecoklatan dan larutannya berwarna abu-abu serta gas bersifat asam
2
Uji reaktivitas garam nitrat
1.    Serbuk  KNO3 + dipanaskan diuji dengan kertas lakmus merah
2.    Serbuk Cu(NO3) + dipanaskan diuji dengan kertas lakmus merah

-    Padatan tetap berwarna putih dan gasnya bersifat basa

-    Padatan biru menjadi cair /meleleh dan gasnya bersifat asam
3
Uji Reaktivitas Asam dan Garam Nitrat
a.    10 ml H2SO4 0,05 M didinginkan + 1 g NaNO3

-       H2SO4 0,05 M + NaNO3 + KI
-       H2SO4 0,05 M + NaNO3 + KMnO4
-       H2SO4 0,05 M + NaNO3 + dipanaskan

 
-    Warnanya bening dan padatan NaNO3 melarut
-    Warna bening dan padatan KI melarut
-    Warna bening menjadi ungu
-    Warnanya bening dan terbentuk gas yang tidak berwarna
·      Persamaan Reaksi
     A.     Uji Reaktivitas Asam Nitrat
Ø 4HNO3(aq) + Cu(s)                  Cu(NO3)2(aq) + 2NO2(s) + 2H2O(aq)
Ø HNO3(aq) + 8NaOH + 8Al(s) + 16H2O                3NH3(g) +
                                                                    8[Al(OH)4] Na(aq) +H2O(aq)
       B.   Uji Reaktivitas Garam Nitrat
Ø 2KNO3(s)                   2KNO2(s) + O2(g)
Ø 2Cu(NO3)2(s)                 2CuO(aq) + 4NO2(g) + O2(g)

       C.    Uji Reaktivitas Asam dan Garam Nitrat
Ø H2SO4(aq) + NaNO3(aq)                  NaHSO4(aq) + HNO3(aq)
Ø HNO3(aq) + KI(s)                      KNO3(aq) + HIaq)
Ø HNO3(aq) + KMnO4(aq)                    tidak bereaksi
Ø HNO3(aq)                 H+ + NO3-
     NO3- + 4H+ + 3e-               NO(g) + 2H2O(aq)


VI.        Pembahasan
Unsur nitrogen dapat mempunyai beberapa bilangan oksidasi, yaitu +5, 0, -3, dimana ketiganya tersebut merupakan bilangan oksidasi yang paling umum dan stabil diantara lainnya. Terdapat dua asam oksi nitrogen yang umum, yaitu asam nitrat (HNO3) dan asam nitrit (HNO2). Asam nitrat merupakan asam kuat dan juga sebagai pengoksidasi yang kuat. Asam nitrit yang pekat dapat mengoksidasi hamper semua logam kecuali Au, Pt, Rh dan Ir. Asam nitrit kurang stabil dibanding asam nitrat dan cenderung terdisproporsionasi menjadi NO dan HNO3 (Penanggung Jawab Mata Kuliah, 2011).
Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk mempelajari reaksi redoks unsur nitrogen dalam asam nitrat, garam nitrat dan amonia. Dalam percobaan ini dilakukan 3 pengujian, yaitu uji reaktivitas asam nitrat, uji reaktivitas garam nitrat dan uji reaktivitas asam dan garam nitrat. Secara ringkas, pembahasan pada percobaan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1.    Uji Reaktivitas Asam Nitrat
Pada perlakuan ini, yaitu, menguji reaktivitas asam nitrogen. Adapun cara kerja yang dilakukan yaitu, menyiapkan 2 buah tabung reaksi dan memasukkan masing-masing larutan HNO3 7,0 M. Pada tabung reaksi pertama, menambahkan serbuk Cu lalu mengujinya dengan menggunakan kertas lakmus biru. Fungsi kertas lakmus, yaitu untuk menganalisis apakah gas yang dihasilkan bersifat asam atau basa. Adapun hasil yang diperoleh yaitu terbentuk gas yang berwarna merah kecoklatan pada saat penambahan serbuk Cu, larutan berwarna biru dan kertas lakmus tetap merah, menendakan gas yang terbentuk adalah bersifat asam. Hasil tersebut telah sesuai dengan literatur, dimana warna gas yang terbentuk berasal dari gas NO2, dan gas ini bersifat asam karena berasal dari larutan asam sulfat pekat serta warna biru larutan merupakan warna spesifik yang menandakan adanya ion Cu2+. Adapun persamaan reaksinya:
4HNO3(aq) + Cu(s)                  Cu(NO3)2(aq) + 2NO2(g) + 2H2O(aq)
Dari persamaan diatas, dapat diketahui unsure nitrogen mengalami reduksi yang mana bilangan oksidasi nitrogen turun dari +5 menjadi +4.
Pada tabung reaksi kedua, menambahkan 5 ml NaOH 0,01 M dan serbuk alumunium serta mengujinya dengan menggunakan kertas lakmus merah, diperoleh larutan berwarna abu-abu, terbentuk gas berwarna merah kecoklatan dan kertas lakmus yang tadinya merah berubah menjadi biru. Dalam hal ini, adanya perubahan warna pada kertas lakmus, hal ini disebabkan karena dua faktor yaitu : gas NH3 bersifat basa lemah dan NaOH merupakan suatu larutan yang bersifat basa kuat, sehingga berpengaruh terhadap kertas lakmus sehingga kertas lakmus mengalami perubahan warna. Dalam hal ini NaOH berfungsi untuk membuat reaksi dalam suasana basa dan sebagai pelarut untuk melarutkan alumunium. Dari hasil pengamatan gas yang terbentuk berwarna merah kecoklatan. Berdasarkan literatur, sebenarnya gas yang terbentuk tidak berwarna yang merupakan sifat dari gas NH3. Kemingkinan telah terjadi kesalahan pada saat melakukan pengamatan tetapi ada kemungkinan juga bahwa gas yang terbentuk dari percobaan tersebut telah terkontaminasi dengan zat-zat lainnya yang ada dalam ruangan laboratorium.  Adapun persamaan reaksinya yaitu:
HNO3(aq) + 8NaOH + 8Al(s) + 16H2O             3NH3(g) + 8[Al(OH)4] Na(aq)
                                                                         +H2O(aq)
Dari persamaan reaksinya, dapat diketahui unsur nitrogen mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +5 menjadi -3 dan terbentuk ion kompleks 8[Al(OH)4] Na(aq).
2.    Uji Reaktivitas Garam Nitrat
Pada perlakuan kedua, yaitu menguji reaktivitas garam nitrat, menyiapkan dua buah tabung reaksi, pada tabung reaksi pertama memasukkan serbuk KNO3 dan pada tabung reaksi kedua memasukkan serbuk Cu(NO3), kemudian kedua tabung tersebut dipanaskan dan mengujinya dengan kertas lakmus merah, diperoleh pada tabung reaksi pertama yaitu terbentuk gas yaitu O2 yang bersifat basa, hal ini terlihat dari perubahan warna lakmus merah menjadi biru. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang menyebutkan gas O2 merupakan gas yang bersifat basa. Dapat pula diketahui bahwa unsur nitrogen mengalami reduksi dari +5 menjadi +3 sesuai dengan persamaan reaksinya yaitu :
2KNO3(s)                   2KNO2(s) + O2(g)
Sedangkan pada tabung reaksi kedua yaitu terbentuk gas NO2 dan O2 dan tidak terjadi perubahan warna pada kertas lakmus merah, maka diketahui bahwa gas tersebut bersifat asam dan mengalami perubahan bilangan oksidasi dari +5 menjadi +4 sesuai dengan persamaan reaksinya yaitu :
2Cu(NO3)2(s)                 2CuO(aq) + 4NO2(g) + O2(g)
Berdasarkan literatur, gas NO2 bersifat asam dan gas O2 bersifat basa. Dalam hal ini sifat asam gas NO2 lebih kuat dibanding sifat basa gas O2. Sehingga tidak terjadi perubahan warna pada kertas lakmus. Dan adapun fungsi dari pemanasan yaitu untuk mempercepat terjadinya reaksi (Anonim, 2009).
3.    Uji Reaktivitas Asam dan Garam Nitrat
Pada perlakuan ketiga yaitu menguji reakltivitas asam dan garam nitrat, menyiapkan tabung reaksi yang berisikan 10 ml H2SO4 0,05 M yang didinginkan dalam ember yang berisikan pecahan es batu dan menambahkan 1 g NaNO3 diperoleh larutan berwarna bening dan NaNO3 larut. Adapun tujuan pendinginan yaitu Karena asam nitrat merupakan suatu cairan yang memiliki titik didih rendah yaitu -41,4oC sehingga reaksi pembentukan HNO3 terjadi pada suhu rendah, dengan melakukan reaksi H2SO4 yang didinginkan terlebih dahulu. Dari pencampuran tersebut diperoleh persamaan reaksi yaitu:
H2SO4(aq) + NaNO3(aq)                  NaHSO4(aq) + HNO3(aq)
Kemudian memasukkan campuran tersebut kedalam tiga tabung reaksi dengan pembagian volume yang sama dan memberikannya label pada tiap tabung reaksi. Pada tabung reaksi pertama menambahkannya dengan padatan KI, diperoleh padatan KI larut dan larutannya berwarna bening dengan persamaan reaksi yaitu :
HNO3(aq) + KI(s)                   KNO3(aq) + HIaq)
Pada tabung kedua menambahkannya dengan larutan KMnO4, diperoleh larutan berwarna ungu. Dalam hal ini, HNO3 yang terbentuk dari reaksi H2SO4 dengan NaNO3 tidak bereaksi dengan KMnO4, karena HNO3 merupakan oksidator yang kuat sama dengan KMnO4. Warna larutan yang terbentuk adalah berwarna ungu merupakan warna spesifik dari KMnO4 yang tidak berubah karena tidak terjadi reaksi antara KMnO4 dengan HNO­3 yang sama-sama oksidator kuat. Hal ini kita dapat lihat pada persamaan reaksi di bawah ini :
HNO3(aq) + KMnO4(aq)                    tidak bereaksi
Pada tabung reaksi ketiga, larutan tersebut dipanaskan, diperoleh larutannya berwarna bening dan terbentuk gas yang tidak berwarna. Sesuai dengan persamaan reaksinya yaitu :
HNO3(aq)                 H+ + NO3-
                                     NO3- + 4H+ + 3e-               NO(g) + 2H2O(aq)
Dapat dilihat bahwa terjadi reaksi redoks, dimana unsure nitrogen mengalami penurunan bilangan oksidasi yaitu dari +5 menjadi +2.
Dari hasil percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa asam nitrat lebih stabil karena garam nitrat tidak banyak terurai (Svehla, 1985).


 




VII.      Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan, dapat ditarik kesimpulan yaitu  bahwa unsur nitragen dapat mengalami reaksi redoks dengan reaksi antara lain Uji reaktifitas asam nitrat, Uji reaktifitas garam nitrat, dan uji reaktifitas asam dan garam nitrat. Pada beberapa reaksi tersebut N mengalami perubahan bilangan oksidasi.



 Daftar Pustaka

Anonim, 2009. Redoks Unsur Nitrogen
            http://hikmahcupid.wordpress.com/2009/12/22/redoks-unsur-nitrogen/.
            Diakses : 31 oktober 20ll.

Penanggung Jawab Mata Kuliah, 2011. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik I.
            FKIP UNTAD. Palu.

Svehla, G. Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualtatif Makro Dan Semimikro.
            PT.Kalman Media Pustaka. Jakarta.

1 komentar: