PERCOBAAN III
KARAKTERISTIK UNSUR-UNSUR HALOGEN
I.
Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu agar
mahasiswa dapat mempelajari sifat-sifat unsur halogen dan senyawanya.
II.
Dasar Teori
Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau
sekarang lebih dikenal dengan golongan 17 dalam tabel sistem periodik
unsur, yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit ns²np⁵. Istilah halogen berasal dari istilah ilmiah bahasa
Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu halo
genes yang artinya ‘pembentuk garam’ karena unsur-unsur tersebut
dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen merupakan sekumpulan unsur
nonlogam yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna terang. Dan
secara alamiah bentuk molekulnya diatomik.
Untuk mencapai keadaan stabil (struktur elektron gas mulia) atom-atom ini cenderung menerima satu elektron dari atom lain atau dengan menggunakan pasangan elektron secara bersama hingga membentuk ikatan kovalen. Atom unsur halogen sangat mudah menerima elektron dan membentuk ion bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.
Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat
karena kecenderungannya membentuk ion negatif. Selain itu, halogen adalah
golongan yang paling reaktif karena unsur-unsurnya memiliki konfigurasi elektron
pada subkulit ns2 np5.
Golongan halogen terdiri dari beberapa
unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At) dan
unsur Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas (Anonim, 2010).
a. Fluor
Ditemukan dalam fluorspar oleh Schwandhard pada tahun 1670 dan baru pada
tahun 1886 Maisson berhasil mengisolasinya. Merupakan unsur paling
elektronegatif dan paling reaktif. Dalam bentuk gas merupakan molekul diatom (F2),
berbau pedas, berwarna kuning mudan dan bersifat sangat korosif. Serbuk logam,
glass, keramik, bahkan air terbakar dalam fluorin dengan nyala terang. Adanya
komponen fluorin dalam air minum melebihi 2 ppm dapat menimbulkan lapisan
kehitaman pada gigi
b.
Klor
Ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai oleh Davy pada tahun
1810. Klor ditemukan di alam dalam keadaan kombinasi sebagai gas Cl2,
senyawa dan mineral seperti kamalit dan silvit. Gas klor berwarna kuning
kehijauan, dapat larut dalam air, mudah bereaksi dengan unsur lain. Klor dapat
mengganggu pernafasan, merusak selaput lender dan dalam wujud cahaya dapat
membakar kulit.
c. Brom
Ditemukan oleh Balard pada tahun 1826. merupakan zat cair berwarna coklat
kemerahan, agak mudah menguap pada temperature kamar, uapnya berwarna merah,
berbau tidak enak dan dapat menimbulkan efek iritasi pada mata dan
kerongkongan. Bromin mudah larut dalam air dan CS2 membentuk larutan
berwarna merah, bersifat kurang aktif dibandingkan dengan klor tetapi lebih
reaktif dari iodium.
d. Iodium
Ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Merupakan unsur nonlogam. Padatan
mengkilap berwarna hitam kebiruan. Dapat menguap pada temperature biasa
membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Di alam ditemukan
dalam air laut (air asin) garam chili, dll. Unsur halogen ini larut baik dalam
CHCl3, CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali
larut dalam air. Dikenal ada 23 isotop dan hanya satu yang stabil yaitu 127I
yang ditemukan di alam. Kristal iodin dapat melukai kulit, sedangkan uapnya
dapat melukai mata dan selaput lendir.
e. Astatin
Merupakan unsur radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil pemboman
Bismuth dengan partikel-partikel alfa (hasil sintesa tahun 1940) oleh DR.
Corson, K.R. Mackenzie dan E. Segre. Dikenal ada 20 isotop dari astatin, dan
isotop At(210) mempunyai waktu paruh 8,3 jam (terpanjang). Astatin lebih logam
disbanding iodium. Sifat kimianya mirip iodium, dapat membentuk senyawa antar
halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah At dapat
membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi
adalah HAt dan CH3At (Raharjo,
2010)
Sifat-Sifat Unsur Halogen
1.
Sifat
fisik unsur halogen
·
Flourin dan klorin berwujud gas
pada suhu ruangan sebab titik didih dan titik leleh/beku yang lebih rendah dari
suhu ruangan (25oC).
·
Bromin memiliki titik didih lebih
tinggi dari suhu ruangan, sedangkan titik lelehnya lebih rendah sehingga
berwujud cair.
·
Iodin berwujud padat karena titik
didih dan titik bekunya lebih tinggi.
·
Kelarutan halogen dalam air dalam
satu golongan dari atas kebawah kelarutannya semakin kecil karena bertambahnya
massa atom relatif. Tetapi, flourin tidak larut tetapi bereaksi:
2F2 + 2H2O
→ 4HF + O2
·
Sedangkan bromin kelarutannya
paling besar karena berwujud cair (paling mudah larut). Iodin sukar larut
dalam air. Agar iodin larut dengan baik, ditambahkan garam KI. Reaksi:
I2 + KI → KI
2.
Sifat kimia unsur halogen
·
Jari-jari atom dari atas ke bawah
dalam tabel periodik semakin bertambah karena jumlah kulit terisi elektron
semakin banyak.
·
Jari-jari ion lebih besar dari
jari-jari atom karena akan menerima elektron sehingga kulitnya terisi penuh.
·
Elektronegatifitas dari F sampai
I semakin kecil karena jari-jarinya semakin besar sehingga akan terletak jauh
terhadap inti maka elektron akan sulit untuk diterima.
·
Energi ionisasi dari atas ke bawah
semakin kecil karena jika jari-jari atom kecil, lebih dekat dengan inti, energi
ionisasinya semakin kuat/besar.
Urutan sifat kereaktifan halogen
dapat dilihat dari beberapa reaksi sebagai berikut:
Data potensial
reduksi:
F2 + 2e- → 2F-
Eo= +2,87 Volt
Cl2 + 2e- → 2Cl-
Eo= +1,36 Volt
Br2 + 2e- → 2Br-
Eo= +1,06 Volt
I2 + 2e- → 2I-
Eo=
+0,54 Volt
Potensial reduksi F2 paling besar
sehingga akan mudah mengalami reduksi dan disebut oksidator terkuat. Sedangkan
terlemah adalah I2 karena memiliki potensial reduksi terkecil.
·
Sifat oksidator: F2 > Cl2 > Br2 >
I2
·
Sifat reduktor : I- > Br- > Cl-
> F-
Reduktor terkuat akan mudah mengalami oksidasi
mudah melepas elektron ion iodida paling mudah melepas elektron sehingga bertindak
sebagai reduktor kuat (Anonim, 2010).
III.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini
adalah sebagai berikut:
A.
Alat
Ø Tabung reaksi
Ø Rak tabung reaksi
Ø Spatula
Ø Pipet tetes
Ø Kertas saring
B. Bahan
Ø Larutan NaOH 0,001 M
Ø Larutan AgNO3 0,01 M
Ø Larutan KI 0,1 M
Ø Larutan KBr 0,5 M
Ø Larutan KCl 0,5 M
Ø Larutan KF 0,5 M
Ø Larutan (NH4)Fe(SO4)3 0,1
M
Ø Larutan HCl pekat
Ø Padatan KmnO4
Ø Padatan MnO2
Ø Larutan CHCl3
Ø Indikator pp
IV.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur
kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
D1. Pembuatan Unsur Halogen
1.
Menyiapkan 2 buah tabung reaksi,
kemudian memberi label 1 dan 2 pada tabung reaksi.
2. Memasukkan 0,5 g
MnO2 pada tabung reaksi 1 dan 0,5 g KMnO4 pada tabung
reaksi 2.
3. Menyiapkan 2
lembar kertas saring, kemudian meneteskan larutan NaOH 0,001 M dan larutan
indikator pp pada bagian tengah kertas saring tersebut.
4. Menambahkan 1 mL
HCl pekat pada tabung reaksi 1 dan 2, kemudian menutup permukaan tabung tersebut dengan kertas
saring.
5. Mengamati
perubahan yang terjadi pada larutan dan kertas saring.
6.
Mencatat data yang diperoleh ke
dalam tabel hasil pengamatan.
D2. Uji
Sifat-sifat Unsur Halogen
1. Menyiapkan 4 buah
tabung reaksi, kemudian beri label 1, 2, 3, dan 4.
2. Memasukkan 2,5 mL
larutan AgNO3 0,1 M pada setiap tabung reaksi, selanjutnya:
- Pada tabung
reaksi 1, menambahkan 2,5 mL larutan KF 0,5 M
- Pada tabung
reaksi 2, menambahkan 2,5 mL larutan KCl 0,5 M
- Pada tabung
reaksi 3, menambahkan 2,5 mL larutan KBr 0,5 M
- Pada tabung
reaksi 4, menambahkan.2,5 mL larutan KI 0,1 M
3. Mengocok keempat
tabung reaksi tersebut dan mengamati perubahan yang terjadi pada setiap tabung
reaksi.
4. Menyiapkan 4 buah
tabung reaksi lain, kemidian memberi label 5, 6, 7 dan 8.
5. Memasukkan 2,5 mL
larutan (NH4)Fe(SO4)3 dan 0,5 mL larutan NaOH
0,1 M pada setiap tabung reaksi.
- Pada tabung
reaksi 5, menambahkan 2,5 mL larutan KF 0,5 M
- Pada tabung
reaksi 6, menambahkan 2,5 mL larutan KCl 0,5 M
- Pada tabung
reaksi 7, menambahkan 2,5 mL larutan KBr 0,5 M
- Pada tabung
reaksi 8, menambahkan.2,5 mL larutan KI 0,1 M
6. Kemudian
mengamati perubahan yang terjadi pada setiap tabung reaksi.
7. Menambahkan 0,5
mL larutan CHCl3 pada tabung reaksi 5, 6, 7 dan 8, lalu mengocok
keempat tabung reaksi tersebut dan mengamati perubahan yang terjadi pada setiap
tabung reaksi.
8. Mencatat data
yang diperoleh ke dalam tabel hasil pengamatan.
V.
Hasil Pengamatan
Adapun
hasil yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
NO
|
Perlakuan
|
Hasil
|
D1
D2
|
Pembuatan Unsur Halogen
a.
MnO2
- NaOH + kertas saring + indikator pp
- MnO2 + HCl (ditutupi dengan kertas saring)
b. KmnO4
- NaOH + kertas saring + indikator pp
- KmnO4 + HCl (ditutupi dengan kertas saring)
Uji Sifat Unsur-Unsur Halogen
a. AgNO3(aq)
+ KF(aq)
b. AgNO3(aq)
+ KCl(aq)
c. AgNO3(aq)
+ KBr(aq)
d. AgNO3(aq)
+ KI(aq)
e. - Fe(III) + NaOH(aq)
- Fe(III) + NaOH(aq) + KF(aq)
- Fe(III) + NaOH(aq) + KF(aq) +
CHCl3(aq)
f. - Fe(III) + NaOH(aq)
- Fe(III) + NaOH(aq) + KCl(aq)
- Fe(III) + NaOH(aq) + KCl(aq) +
CHCl3(aq)
g. - Fe(III) + NaOH(aq)
- Fe(III) + NaOH(aq) + KBr(aq)
- Fe(III) + NaOH(aq) + KBr(aq) +
CHCl3(aq)
h. - Fe(III) + NaOH(aq)
- Fe(III) + NaOH(aq) + KI(aq)
- Fe(III) + NaOH(aq) + KBr(aq) +
CHCl3(aq)
|
- Hitam
- Kertas berwarna merah muda
- Warna pada kertas saring lama-kelamaan hilang
- Ungu
- Kertas berwarna merah muda
- Warna pada kertas saring langsung menghilang
-
Larutan
bening
- Terdapan endapan putih +
- Terdapan endapan putih ++
- Terdapan endapan putih +++
- Warna kuning menjadi lebih pekat
- Warna menjadi putih keruh
- Terbentuk dua lapisan
- Warna kuning menjadi lebih pekat
- Larut dan larutannya berwarna kuning
- Terbentuk dua lapisan
- Warna kuning menjadi lebih pekat
- Warna tetap kuning
- Terbentuk dua lapisan
- Warna kuning menjadi lebih pekat
- Warna larutan berubah dari kuning menjadi merah
- Warna larutan merah dan CHCl3 melarut
|
v Persamaan Reaksi
D1. Pembuatan
Unsur halogen
·
MnO2
+ 4H+ + 2e- Mn2+ + 2H2O
2Cl-
Cl2
+ 2e-
MnO2 + 2Cl- + 4H+ Mn2+ + 2H2O +Cl2
·
MnO4- + 8H+ + 5e-
Mn2+ + 4H2O (x2)
2Cl- Cl2 + 2e- (x5)
2MnO4-
+ 16H+ + 10e- 2Mn2+ + 8H2O
10Cl- 5Cl2 + 10e-
2MnO4- + 16H+ + 10Cl2 2Mn2+ + 8H2O + 55Cl2
D2.
Uji Sifat Unsur-Unsur Halogen
·
AgNO3(aq) + KF(aq) AgF(s) + KNO3(aq)
AgNO3(aq) + KCl(aq) AgCl(s) + KNO3(aq)
AgNO3(aq) + KBr(aq) AgBr(s) + KNO3(aq)
AgNO3(aq) + KI(aq) AgI(s) + KNO3(aq)
·
FeCl3(aq) +
3NaOH(aq) Fe(OH)3(s) + 3NaCl(aq)
Fe(OH)3(s) + 3KF(aq) + CHCl3(aq) tidak bereaksi
Fe(OH)3(s) + 3KBr(aq) + CHCl3(aq) tidak bereaksi
Fe(OH)3(s) + 3KCl(aq) + CHCl3(aq) tidak bereaksi
Fe(OH)3(s) + 3KI(aq) FeI3(aq) +
3KOH(aq)
FeI3(aq) + NaOH(aq)
+ CHCl3(aq) Fe2(aq) + I2(g) + NaI(aq)
VI.
Pembahasan
Unsur golongan VIIA ini merupakan unsur nonlogam paling reaktif.
Unsur-unsur ini tidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas, melainkan dalam
bentuk garamnya. Oleh karena itu unsur-unsur nonlogam ini dinamakan halogen,
yang berasal dari kata halo genes yang artinya pembentuk garam. Unsur
nonlogam yang termasuk ke dalam golongan Halogen yaitu Fluor (F2), Klor (Cl2), Brom (Br2),
Iodium (I2), dan Astatin (At2). Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya
membentuk ion negatif. Selain itu, halogen adalah golongan yang paling
reaktif karena unsur-unsurnya memiliki konfigurasi elektron pada subkulit ns2
np5 (Anonim, 2010).
Percobaan ini dilakukukan bertujuan agar mahasiswa
dapat mempelajari sifat-sifat unsur halogen dan senyawanya. Percobaan ini
terbagi atas dua prosedur utama, yaitu pembuatan unsur halogen dan uji sifat
unsur-unsur halogen. Secara ringkas pembahasan pada percobaan ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
A.
Pembuatan unsur halogen
Pada perlakuan ini, pertama-tama memasukkan 0,5 gram MnO2
dan KmnO4 ke dalam dua tabung yang berbeda. Setelah itu ditambahkan
HCl pekat yang ditambahkan dengan HCl pekat pada masing-masing tabung.
Kemudian menutup ke dua tabung tersebut dengan menggunakan kertas saring yang
telah ditetesi dengan NaOH dan larutan indikator pp, Dimana indikator pp apabila diteteskan pada larutan basa akan berubah warna
menjadi merah muda. Adapun tujuan ditutupi
kertas saring yaitu untuk menunjukan apakah larutan tersebut dapat dikatakan
bersifat asam atau basa dan juga untuk mengetahui keberadaan gas Cl2.
Pada proses
ini, terlihat kertas saring pada kedua tabung reaksi yang awalnya berwarna
merah muda berubah menjadi putih. Namun pada tabung I warna kertas saringnya pertama merah muda dan berubah
menjadi putih kembali secara cepat dan pada tabung II Warna kertas saringnya
pertama merah muda dan berubah menjadi putih kembali secara lambat. Perubahan warna
tersebut menandakan bahwa dalam tabung
reaksi tersebut positif terdapat gas Cl2, dimana gas Cl2 bereaksi dengan ion Na+ pada senyawa NaOH yang menghasilkan garam
NaCl, sehingga sifat basa kuat dari NaOH pada kertas saring ternetralisasi oleh
HCl pekat yang bersifat asam kuat (Walanda, K. Daud. 2007).
Adanya perbedaan perubahan warna yang terjadi dikarenakan
MnO4 lebih bersifat oksidator kuat dibanding dengan MnO2
yang dapat dilihat dari data potensial elektrode. Adapun warna yang terbentuk
pada larutan ini menandakan bahwa terdapat adanya kandungan iodin. Iodin dapat
membentuk senyawa-senyawa oksihalogen, dengan unsur halogen yang memiliki
bilangan oksidasi +1, +3, +5 dan +7.
Pada perlakuan ini, terjadi reaksi redoks dimana pada
tabung reaksi pertama yang berisi MnO2, MnO2 berfungsi sebagai okasidator yang mengoksidasi Cl sehingga
bilangan oksidasi Cl meningkat dari -1 menjadi 0, sedangkan Mn sendiri
mengalami reaksi reduksi dengan penurunan bilangan oksidasi dari +4 menjadi +2.
Sedangkan pada tabung reaksi kedua yang berisi KmnO4, KMnO4
juga berfungsi sebagai oksidator sama dengan MnO2. KMnO4
akan mengoksidasi Cl sehingga Cl mengalami reaksi oksidasi yang ditandai dengan
perubahan bilangan oksidasi dari -1
menjadi 0. Sedangkan Mn pada KMnO4 mengalami reaksi reduksi dengan perubahan
bilangan oksidasi dari +7 menjadi +2 (Anonim, 2010).
B.
Uji Sifat-Sifat Unsur Halogen
Pada perlakuan pertama ini, digunakan 4 buah tabung
reaksi. Pada tabung pertama mereaksikan KF dengan AgNO3 adapun
larutan yang diperoleh yaitu berwarna bening. Pada tabung 2 yaitu mereaksikan
KCl dengan AgNO3 larutan yang terbentuk keruh dan endapannya sedikit.
Pada tabung ketiga, KBr direaksikan dengan AgNO3 larutan yang
terbentuk keruh dan endapannya lebih banyak dibanding tabung sebelumnya. Pada
tabung 4 mereaksikan KI dengan AgNO3 larutan sangat keruh dari
tabung 3 dan terdapat endapan yang juga lebih banyak dari sebelumnya. Adapun pereaksi AgNO3 yang digunakan untuk
mengendapkan unsur-unsur halogen. Berdasarkan
persamaan reaksi, dapat dilihat bahwa ketika KF, KCl, KBr dan KI direaksikan
dengan AgNO3 maka masing-masing akan membentuk endapan AgF, AgCl, AgBr, dan AgI
yang sukar larut sehingga pada keempat tabung tersebut terbentuk endapan. Akan
tetapi, dari hasil pengamatan pada tabung 1 yaitu KF direaksikan dengan AgNO3
tidak terbentuk endapan berbeda dengan keempat tabung lainnya. Hal ini
disebabkan kerena pada unsur halogen, F merupakan unsur yang paling
elektronegatif sehingga lebih besar kemampuannya untuk menerima 1 elektron yang
dilepas oleh Ag+ membentuk AgCl. Keelektronegatifan dalam unsur
halogen berkurang dari atas kebawah maka dari percobaan dapat dilihat tingkat
kelarutan pada setiap tabung dimana tabung 4 lebih keruh atau lebih banyak
terbentuk endapan dibandingkan tabung 3, sedangkan tabung 3 lebih keruh dari
tabung 2, dan tabung 2 lebih keruh dari tabung 1. Adapun susunan keelektronegatifan dari unsur halogen
adalah sebagai berikut : F > Cl > Br > I (Anonim, 2010).
Pada perlakuan kedua ini, pertama-tama menyediakan 4 buah tabung reaksi, dan pada
masing-masing tabung mereaksikan larutan FeCl3 dengan NaOH. Pada
saat direaksikan, larutannya bening kekuningan. Setelah itu pada tabung 1,
ditambahkan dengan larutan KF dimana hasil yang diperoleh larutannya kuning
muda. Kemudian ditambahkan lagi dengan CHCl3 dimana hasil yang
diperoleh yaitu terbentuk dua lapisan. Pada tabung 2, ditambahkan dengan
larutan KCl menghasilkan larutannya bening kekuningan. Setelah itu ditambahkan
lagi dengan CHCl3 dimana hasil yang diperoleh yaitu terbentuk dua
lapisan. Pada tabung 3, ditambahkan dengan larutan KBr dimana menghasilkan
larutan kuning bening. Setelah itu ditambahkan dengan larutan CHCl3
dimana hasil yang diperoleh yaitu terbentuk dua lapisan. Pada tabung reaksi 4,
ditambahkan dengan larutan KI menghasilkan larutan merah bata. Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan CHCl3 dan hasil yang diperoleh yaitu
terbentuk dua lapisan, dimana larutan CHCl3 tidak menyatu.
Dari data yang diperoleh maka dapat
diketahui pula tingkat kepolaran berkurang dari F ke I. Maka dari itu endapan
yang paling banyak terbentuk yaitu pada KI, dimana ion I- lebih
bersifat non polar apabila bereaksi dengan CHCl3 mengahsilkan
endapan yang lebih banyak CO2 terbentuk endapan I2.
Adapun digunakannya pereaksi FeCl3 yaitu untuk menghasilkan adanya
koloid. Adapun koloid yang terbentuk yaitu Fe(OH)3. Halogen lebih
mudah larut dalam pelarut non polar seperti karbon tetraklorida atau kloroform.
Dalam pelarut tak beroksigen seperti karbon tetraklorida (CCl4) dan
kloroform (CHCl3) (Walanda
K. Daud, 2007).
VII.
Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Kelarutan unsur halogen cenderung semakin kecil F > Cl
> Br > I karena dipengaruhi oleh pengaruh keelektronegatifan dan
polaritas ikatan.
2.
Kekeruhan unsur halogen dari atas ke bawah dalam satu
golongan cenderung semakin besar F < Cl < Br < I.
3.
Unsur halogen dapat
bereaksi dengan hampir semua unsur lain, baik logam maupun non logam.
·
Dengan unsur logam,
halogen akan membentuk garam yang merupakan senyawa ionik.
·
Dengan unsur bukan logam
atau non logam, halogen membentuk
senyawa kovalen.
Daftar Pustaka
Anonim, 2010. Pembuatan Natrium
Tiosulfat.
http://putrikeongdanpangerankudaputih.blogspot.com/2010/10/pembuatan-natrium-tiosulfat.html. Diakses : 17 November 20ll.
Penanggung Jawab Mata Kuliah, 2011. Penuntun
Praktikum Kimia Anorganik I.
FKIP UNTAD. Palu.
Raharjo, Alip. 2010. Kimia Unsur
Sifat-Sifat Halogen.
http://kamuspengetahuan.blogspot.com/2009/03/kimia-unsur-sifat-sifat-halogen.html Diakses :
17 November 20ll.
Rheea. 2011. Halogen. http://kimiadankehidupan.blogspot.com/2011/04/halogen.html
Diakses : 17 November
20ll.
Walanda, K. Daud. 2007. KIMIA
ANORGANIK I Kimia Unsur Non Logam.
Palu : UNTAD Press.
mohon dicari rumus reaksinya pembuatan unsur astatin
BalasHapus