“SOKLETASI”
A. Sejarah penemuan soklet
Catatan William B. Jensen bahwa contoh awal extractor kontinu adalah bukti
arkeologi untuk Mesopotamia air panas ekstraktor untuk bahan organik berasal
dari sekitar 3500 SM. Sebelum Soxhlet, kimiawan Perancis Anselme Payen juga
memelopori dengan ekstraksi terus menerus dalam tahun 1830-an.
B. Pengertian soklet
Sebuah ekstraktor Soxhlet adalah bagian dari peralatan laboratorium.
Ditemukan pada tahun 1879 oleh Franz von Soxhlet. Ini awalnya dirancang untuk
ekstraksi lipid dari bahan padat. Namun, ekstraktor Soxhlet tidak terbatas pada
ekstraksi lipid. Biasanya, ekstraksi Soxhlet hanya diperlukan apabila senyawa
yang diinginkan memiliki kelarutan terbatas dalam pelarut, dan pengotor tidak
larut dalam pelarut
. Jika senyawa yang diinginkan memiliki kelarutan yang signifikan dalam pelarut maka filtrasi sederhana dapat digunakan untuk memisahkan senyawa dari substansi pelarut.
. Jika senyawa yang diinginkan memiliki kelarutan yang signifikan dalam pelarut maka filtrasi sederhana dapat digunakan untuk memisahkan senyawa dari substansi pelarut.
Biasanya bahan padat yang mengandung beberapa senyawa yang diinginkan
ditempatkan dalam sebuah sarung tangan yang terbuat dari kertas filter tebal,
yang dimuat ke dalam ruang utama dari ekstraktor Soxhlet. Ekstraktor Soxhlet
ditempatkan ke botol berisi ekstraksi pelarut. Soxhlet tersebut kemudian
dilengkapi dengan sebuah kondensor.
Sokletasi adalah
suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat
dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan pelarut tertentu,
sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.
C. Komponen-komponen alat soklet
Komponen-komponen
dari alat soklet, antara lain:
Nama-nama instrumen
dan fungsinya :
1.
Kondensor : berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk
mempercepat proses pengembunan.
2.
Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang
ingin diambil zatnya.
3.
Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut
yang menguap dari proses penguapan.
4.
Sifon : berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada
sifon larutannya penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan
1 siklus
5.
Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah bagi sampel
dan pelarutnya
6.
Hot plate : berfungsi sebagai pemanas larutan
D. Prinsip kerja soklet
Adapun prinsip
sokletasi ini yaitu : Penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang
didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan
ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang
tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan
dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak
melarutkan zat padat yang tidak diinginkan
Metoda sokletasi
seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan perkolasi. Jika pada
metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak dapat digunakan dengan
baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang akan diisolasi
cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan untuk maserasi
ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang didapatkan untuk pemisahan
ini adalah sokletasi
Sokletasi
digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap
yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel, secara
teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa
kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia
pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut
tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau
padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan
pelarut yang diinginkan.
Syarat syarat
pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :
1.
Pelarut yang mudah menguap Ex : heksan, eter, petroleum
eter, metil klorida dan alkohol
2.
Titik didih pelarut rendah.
3.
Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.
4.
Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.
5.
Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah
pengocokan.
6.
Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar
atau nonpolar.
Ekstraksi
dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut – pelarut organik dengan
kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut heksana, eter,
petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa – senyawa trepenoid dan
lipid – lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil asetat untuk
memisahkan senyawa – senyawa yang lebih polar. Walaupun demikian, cara ini
seringkali tidak. menghasilkan pemisahan yang sempurna dari senyawa – senyawa
yang diekstraksi.
Cara
menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang sedang
berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam sokletasi harus
dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar matahari,
senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguraian atau
dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa
artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi.
Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya.
Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya.
Dibanding
dengan cara terdahulu ( destilasi ), maka metoda sokletasi ini lebih efisien,
karena:
1.
Pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam
bahan alam secara berulang kali.
2.
Waktu yang digunakan lebih efisien.
3.
Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda
maserasi atau perkolasi.
Sokletasi dihentikan apabila :
1.
Pelarut yang digunakan tidak berwarna lagi.
2.
Sampel yang diletakkan diatas kaca arloji tidak
menimbulkan bercak lagi.
3.
Hasil sokletasi di uji dengan pelarut tidak mengalami perubahan
yang spesifik.
Keunggulan
sokletasi :
1.
Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan
berulang ulang.
2.
Jumlah pelarut yang digunakan sedikit.
3.
Proses sokletasi berlangsung cepat.
4.
Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.
5.
Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik
berulang kali.
Kelemahan sokletasi
:
1.
Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan
tumbuhan yang mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena
akan terjadi penguraian.
2.
Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan
menggunakan pereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya.
3.
Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah,
sehingga mudah menguap.
Skema kerja
1.
Pasang alat soklet
2.
Haluskan dan keringkan sampel
3.
Bungkus sampel dengan kertas saring ( selongsong ),
ikat dengan benang,masukkan ke dalam alat soklet
4.
Masukkan pelarut sebanyak 1,5 x volume ekstraktor
soklet
5.
Lakukan sokletasi sampai pelarut tidak berwarna
6.
Keluarkan sampel, panaskan untuk memisahkan pelarut
dari senyawa hasil ekstraksi
Kak boleh tau ini sumbernya dari mana ya ?
BalasHapusterima kasih informasinya :) walaupun daftar pustakanya ndk ada. klu boleh tau sumbernya dari mana ?
BalasHapusterima kasih informasinya :) walaupun daftar pustakanya ndk ada. klu boleh tau sumbernya dari mana ?
BalasHapusbagaimana prinsip kerja soklet ini jika kita ingin membersihkah sampel core dengan fluida sbg cleanernya itu toluen??
BalasHapus